[ad_1]
JAKARTA – Muhammadiyah mengecam aksi kekerasan yang dilakukan polisi Israel terhadap warga Muslim Palestina di Masjid Al-Aqsa. Tindakan brutal polisi Israel itu menyebabkan lebih dari 152 Muslim mengalami luka-luka dan menamban panjang daftar kekejaman Israel terhadap warga Palestina.
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir mengatakan bahwa rakyat Palestina telah mengalami penderitaan yang berat sejak 1948, saat Israel merebut tanah mereka dan mendirikan negara Zionis di sana.
BACA JUGA: Bentrokan di Masjid Al-Aqsa, Lebih dari 152 Warga Palestina Terluka
“Selain kehilangan tanah airnya yang sah juga terus menerus diserang, ditembaki, diteror, dan diagresi secara fisik sepanjang hidupnya. Perempuan dan anak-anak Palestina pun selalu menjadi korban kekejaman Israel,” kata Haedar sebagaimana dilansir dari laman resmi Muhammadiyah, Sabtu (16/4/2022).
Menurutnya, kekejaman yang dilakukan Israel bukan semata serangan brutal terhadap warga Palestina, tetapi juga serangan terhadap peradaban dunia.
“Dunia modern yang seharusnya menjunjung tinggi kebebasan dan hak hidup manusia atau suatu bangsa, sungguh tidak dihiraukan oleh Israel. Serangan demi serangan, dari kekejaman yang satu ke kekejaman lainnya yang dilakukan Israel seolah boleh dan biasa di mata dunia,” tegasnya.
Haedar juga berbicara mengenai sikap negara-negara adidaya dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang selalu bungkam setiap kali Israel melakuakn serangan terhadap Palestina. Dia membandingkannya dengan sikap negara-negara Barat yang bereaksi keras terhadap aksi militer Rusia ke Ukraina.
“Israel itu seakan boleh melakukan serangan fisik dan militer dalam bentuk apapun di wilayah Palestina. Rakyat dan wilayah Palestina dianggap bebas untuk diinvasi Israel sekehendaknya.”
[ad_2]