[ad_1]
Parents, tahukah Anda apa itu intususepsi? Atau malah Anda pernah mengalaminya?
Intususepsi merupakan sebuah kondisi di mana sebagian usus terlipat dan menyusup ke dalam bagian usus lainnya, yang mengakibatkan penyumbatan di dalam usus atau obstruksi usus. Intususepsi umumnya terjadi pada bagian yang menghubungkan usus halus dan usus besar.
Mengetahui Gejala dan Penanganan Intususepsi
Gejala
Faktanya, kondisi ini lebih sering terjadi pada bayi dan anak-anak berusia 3 tahun ke bawah. Meski demikian, orang dewasa juga dapat mengalaminya.
Gejala utama intususepsi adalah nyeri perut yang hilang timbul dan biasanya muncul setiap 15-20 menit. Seiring waktu, durasi serangan akan menjadi lebih lama dan frekuensi kemunculannya pun lebih sering.
Di samping itu, gejala pada bayi dan anak umumnya lebih mudah dikenali. Salah satunya, perilaku bayi yang menjadi lebih rewel atau menangis sembari meringkuk atau menarik lutut ke dada ketika mengalami sakit perut akibat intususepsi.
Namun, pada penderita yang sudah dewasa, gejalanya cukup sulit untuk dikenali, karena mirip dengan gejala penyakit lainnya.
- Mual
- Muntah
- Lemas
- Konstipasi
- Nyeri di sekitar perut
- Timbulnya benjolan di perut
- Feses mengandung darah atau lendir
Artikel terkait: Penting! Ini Penyebab dan Gejala Ambiguous Genitalia, Kelainan Perkembangan Alat Kelamin Si Kecil
Penyebab Intususepsi
Sayangnya, belum diketahui pasti mengapa penyakit ini lebih sering mengenai bayi dan anak. Namun, biasanya kondisi ini lebih rentan mengenai anak yang sedang pilek atau radang pada perut dan usus.
Sementara, intususepsi pada orang dewasa umumnya disebabkan oleh berbagai hal berikut ini:
- Infeksi virus
- Operasi saluran pencernaan
- Polip atau tumor usus
- Pembengkakan pada kelenjar getah bening di perut
- Penyakit Crohn
Adapun terdapat beberapa faktor risiko yang membuat gejala meningkat pada seseorang, antara lain:
- Riwayat kesehatan keluarga. Seseorang berisiko terkena intususepsi jika memiliki anggota keluarga yang pernah menderita penyakit ini.
- Usia. Intususepsi lebih sering terjadi pada bayi dan anak-anak, terutama laki-laki
- Jenis kelamin. Anak laki-laki memiliki kemungkinan 4 kali lebih tinggi untuk mengalami intususepsi dibandingkan anak perempuan.
- Pernah mengalami intususepsi. Orang yang pernah menderita intususepsi memiliki risiko untuk kambuh di masa mendatang.
- Kelainan bentuk usus. Cacat lahir pada bentuk usus akan meningkatkan risiko.
Artikel terkait: Cepat Sekali Kenyang, Awas Gastroparesis! Ini Golongan Orang yang Berisiko
Diagnosis
Awalnya, dokter akan melakukan pemeriksaan pada pasien yang merasakan gejala. Namun karena gejalanya mirip dengan gejala penyakit lain, maka akan dilakukan pemeriksaan lanjutan bila perlu.
Antara lain USG perut, CT scan, atau foto Rontgen yang dipadukan dengan pemberian kontras barium atau udara melalui anus (barium enema). Melalui pemindaian tersebut, dokter akan dapat melihat adanya masalah pada usus.
Bila tidak ditangani dengan baik, kondisi satu ini dapat mengakibatkan sirkulasi darah menjadi terhambat di bagian usus yang mengalami intususepsi, dan mematikan jaringan usus tersebut.
Jaringan usus yang telah mati akan memicu robeknya dinding usus yang disebut dengan perforasi. Kondisi ini selanjutnya dapat berkembang menjadi masalah yang lebih serius, yakni infeksi pada lapisan rongga perut (peritonitis).
Peritonitis merupakan penyakit berbahaya yang membutuhkan penanganan segera. Gejala dari penyakit ini adalah bengkak dan nyeri di bagian perut, serta demam. Selain itu, peritonitis yang menyerang anak-anak dapat menyebabkan syok, yang ditandai dengan gejala:
- Kulit terasa dingin, lembap, dan pucat
- Frekuensi napas yang terlalu lambat atau terlalu cepat
- Cemas atau gelisah (agitasi)
- Lesu dan lemah
- Kecepatan denyut jantung meningkat
Pengobatan
Berikutnya jika pasien divonis menderita intususepsi, penanganan harus dilakukan setidaknya 24 jam setelah gejala muncul.
Pada tahap awal, dokter akan memberikan cairan melalui infus serta mengurangi tekanan di dalam usus. Untuk mengurangi tekanan, dokter memasukkan selang ke dalam lambung pasien melalui hidung.
Penanganannya kemudian dilakukan setelah kondisi pasien stabil. Bentuk penanganan yang umumnya akan dijalani oleh pasien, antara lain:
- Barium enema. Selain untuk pemeriksaan, metode ini bisa digunakan dalam menangani intususepsi. Barium enema termasuk penanganan yang cukup efektif bagi pasien anak-anak, namun jarang digunakan pada pasien dewasa.
- Operasi. Ini merupakan metode penanganan utama bagi pasien dewasa, serta bagi penderita intususepsi yang parah. Dalam prosedur operasi, dokter akan meluruskan bagian usus yang terlipat sekaligus mengangkat jaringan usus yang mati.
Parents, semoga informasi tentang intususepsi ini bermanfaat untuk Anda.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
:
Bisa Dialami Siapa Saja, Kenali Bahaya Sumbatan Pembuluh Darah
Jadi Kanker Kedua Terbanyak Dialami Pria, Ini Gejala Kanker Prostat
6 Faktor Risiko Seseorang Alami Penumpukan Protein Abnormal, Berakibat Fatal!
The post Rentan Menyerang Bayi, Ketahui Gejala Usus Terlipat Intususepsi appeared first on theAsianparent: Situs Parenting Terbaik di Indonesia.
[ad_2]