Suara-Pembaruan.com — Lika-Liku Perjalanan Karir Komika Mudy Taylor Lewati Masa Sulit.
Masih Inget Mudy Taylor ?
Bagi penyuka hiburan berbau komedi tentu nama Mudy Taylor tak asing lagi. Saat ini Mudy lebih banyak kegiatan off air dengan beberapa kementrian dan lembaga juga panggilan khusus mengisi acara perusahaan.
Mudy juga ikut bergabung dengan para komedian senior kelompok Srimulat; Tarsan, Ribut, Polo, Tessy, untuk acara gathering-gathering perusahaan juga menjadi penghibur kampanye untuk salah satu kandidat capres.
“Untuk team penghibur salah satu pasangan capres batal karena timses pendukungnya tidak ada kejelasan, akhirnya kami batalkan.” ujar Mudy (16/1/2024), saat hendak membuat testimoni produk Kopi Yoo, di bilangan Ragunan Jakarta Selatan.
Buat Mudy sebagai seorang entertainer (penghibur) terkait urusan kampanye mengaku diundang partai apapun tidak masalah. Karena di situ ia diundang hanya sebatas menghibur bukan untuk berpolitik atau mendukung salah satu partai politik.
“Kalau jadi, tanggal 26 Januari, Bila jadi juga diundang acara debat caleg partai golkar Jaksel sebagai pembuka acara agar debat bisa lebih cair diawali dengan joke dan sekaligus menggugah audiens bertanya dalam acara debat tersebut,” imbuh Mudy.
Saat masa pandemi Mudy sempat buat channel youtube bersama teman mantan grup lawaknya – Kabasa. Namun rating kurang banyak viewer dan konsep dianggap kurang kuat walau proses pembuatan cukup serius.
Mudy pun pernah ikut bermain sebagai cameo di beberapa film ; Nenek Gayo, Jajaran Goyang , Raja Ratu Rahasia dan akhirnya menjadi pemeran utama di film Comic 8 yang tayang diprogram Netflix movie.
Pasang Surut
Dhimas Mudiarto Ramelan Sutarto alias Mudy Taylor kelahiran 25 Juni 1972 mengawali dunia entertain ketika ia diminta Radio SK mengisi program obrolan kocak bersama team komedian-nya (team musik humor) dengan nama Kabasa mengawali karirnya.
“Selain kesibukannya on air di program radio. Sayapun mengajar kala itu,’ ujar Mudy lulusan IKIP Rawamangun yang sekarang sudah berganti nama menjadi UNJ (Universitas Negeri Jakarta).
Nama Mudy melesat justru ketika ia solo karir. Di awali ketika diundang sebuah program TV swasta Metro TV dimana produsernya sering mendengar lawakan Mudy di Radio SK
Open Mic adalah menjadi acara Stand-Up Comedy Show Case pertama yang ada di Televisi Indonesia dan ditayangkan setiap hari rabu jam 22.30 menjadi tontonan wajib para penyuka humor.
Bak Jamur di musim hujan, program acara Open Mic cukup booming hingga satu persatu stasiun tv lain pun buat dengan nama program berbeda. Maka lawakan pun berubah tidak harus grouping.
Ketika rating acara stand up tinggi diberbagai stasiun tv disitu lah nama Mudy Taylor melesat dan masuk jajaran komika paling diminati.
Bukan hanya acara program tv ke tv saja nama Mudy selalu hadir. Acara off air lain pun membanjiri kegiatannya, mulai show campus to campus, mall, gathering perusahaan hingga menghiburi para TKI di KBRI luar negeri di lakoni.
Kreatifitas Mudy yang membuat ia kebanjiran permintaan. Dari sekian komika Mudy melakukan dengan cara berbeda.
Dua talenta sekaligus ia lakukan yaitu kepiawaian bermain alat musik gitar sekaligus ide kreatif mengarasmen lagu yang dimodifikasi ditambah syair yang diplesetkan yang membuat para penonton bisa tertawa terpingkal pingkal.
Mudy semakin terkenal ketika ia mem-parodikan sebuah lagu “Andai Ku Tau” dari grup bergenre pop rock papan atas yang ia sebut grup tersebut dengan plesetan Un-Gu (red: Ungu band)
Hingga di akhir tahun 2018 Mudy terkena kasus narkoba dan menjalani hukuman selama 1 tahun 4 bulan dilembaga pemasyarakatan Cipinang.
Awal menggunakan narkoba karena ikut ikutan nongkrong keteman pengguna narkoba. Dengan tujuan agar selalu fit dalam tiap tampilan dan semakin percaya diri, karena job pun sedang banyak banyaknya akhirnya narkoba digunakan sebagai alat doping staminanya.
Setelah bebas, mulailah ia merasakan masa sulit ditambah pandemi selama 2,5 tahun job pun makin merosot. Akibat narkoba semua jadi berubah drastis yang membuat Mudy saat ini lebih banyak berintrospeksi diri.
“Kasus Narkoba merupakan titik hitam dalam perjalanan hidup, namun Saya yakini ini sebuah teguran dan di belakang itu semua pasti ada hikmahnya,” ujar Mudy.
Melewati masa sulit ketika eksistensi ikut berdampak akibat kasus narkoba. Setelah bebas banyak permintaan yang datang namun setelah itu dibatalkan sepihak.
“Oh mungkin mereka yang ingin memakai jasa saya untuk menghibur melihat kasus saya, namun saya tetap berpikir positif mungkin belum rejeki dan saya pasrah saja,” ungkap Mudy menceritakan masa masa sulit nya.
Mudy mengaku mulai banyak melakukan introspeksi diri. Ketika masa eksis dan nilai sekali manggung bisa mencapai angka fantastis dan segalanya dimiliki, kadang banyak hal yang tidak tidak dilakukan dan kurang rasa bersyukur.
“Intinya hidup ini ternyata banyak pelajaran yang harus dipetik. Saya sangat menyadari sesungguhnya rejeki sekecil apapun harus di syukuri,” ujar Mudy.
Ketika meniti karir hingga mencapai puncak dan akhirnya jatuh tentu tidak mudah berada pada posisi puncak lagi. Namun begitu Mudy tidak patah semangat. Apapun kini harus ia rajut kembali.
“Sekarang yang penting semangat masih dimiliki dan lebih pada berbagi dengan kemampuan talenta yang dimiliki.” kata Mudy yang tidak mematok bandrol manggungnya mengisi acara. Baginya yang terpenting suasana acara enak dan nyaman walau itu dipelosok sekalipun.
Bahkan pernah juga Mudy mengisi acara BNN online disaat pandemi tidak dibayar oleh penyelenggara acara yang merupakan mitra dari BNN Sumsel.
”Awalnya salah satu mitra BNN yaitu GANN Sumsel minta bantuan dalam acara Anti Narkoba secara online karena masih suasana pandemi.Walau nilai itu tidak seberapa karena niat ikut membantu program BNN sangat disayangkan penyelenggara tidak komit dengan berbagai alasan,” ujar Mudy.
Menurut Mudy, menjadi komika itu lebih berat ketimbang pelawak biasa atau grup. Karena komika itu harus punya ide kreatif yang secara monolog tanpa tandem (lawan bicara) membahas persoalan yang update dengan pola terstruktur dan tidak jarang audiens diajak tektokan yang menghidupkan suasana.
“Menjadi komika itu memang lebih berat dan tidak mudah. Tidak seperti makan cabe rawit dimakan langsung terasa pedasnya,” ungkap Mudy ketika mengisi acara reunian sekolah
Menjadi seorang komika biasanya berproses. Mengalami penonton tidak tertawa dan tidak jarang saat sedang stand up diluar acara TV penonton ngobrol sendiri dengan temannnya sementara komika terus berusaha mencari perhatian penontonnya,” masih kata Mudy.