Hotline Redaksi: 0817-21-7070 (WA/Telegram)
Berita

LSB PWM DKI Jakarta Gelar Sandiwara Kebangsaan ‘Sang Surya Di Atas Lautan’, Angkat Kisah Bapak Archipelago Ir H Djuanda

29
×

LSB PWM DKI Jakarta Gelar Sandiwara Kebangsaan ‘Sang Surya Di Atas Lautan’, Angkat Kisah Bapak Archipelago Ir H Djuanda

Sebarkan artikel ini
LSB PWM DKI Jakarta Gelar Sandiwara Kebangsaan ‘Sang Surya Di Atas Lautan’, Angkat Kisah Bapak Archipelago Ir H Djuanda

Suara-Pembaruan.comLSB PWM DKI Jakarta Gelar Sandiwara Kebangsaan “Sang Surya Di Atas Lautan”, Angkat Kisah Bapak Archipelago Ir. H. Djuanda

Dalam rangka memperingati Milad ke-122 Muhammadiyah, Lembaga Seni Budaya PWM DKI Jakarta dengan bangga mempersembahkan pementasan Sandiwara Kebangsaan “Sang Surya Di Atas Lautan” pada Rabu, 26 November 2024, di Teater Besar Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.

Pementasan ini mengangkat kisah perjuangan hidup salah satu tokoh besar Indonesia dan Muhammadiyah, Ir. H. Djuanda, yang dikenal sebagai Bapak Archipelago dan Pahlawan Nasional.

Sandiwara ini mengisahkan perjalanan hidup Djuanda, yang juga dikenal sebagai Perdana Menteri Indonesia terakhir dan pencetus Deklarasi Djuanda, sebuah tonggak penting dalam sejarah kemaritiman Indonesia.

Djuanda dikenal atas pengabdiannya dalam membela negara dan memajukan Indonesia, khususnya dalam membentuk wilayah perairan yang menjadi bagian dari kedaulatan negara.

Apresiasi dari Keluarga Djuanda

Ismeth Wibowo, cucu dari Ir. H. Djuanda, memberikan apresiasi tinggi terhadap pementasan ini. “Saya mengapresiasi pagelaran sandiwara kebangsaan ini yang diprakarsai oleh Lembaga Seni Budaya PWM DKI Jakarta.

Mengangkat perjuangan seorang tokoh Muhammadiyah yang juga Pahlawan Nasional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah langkah yang sangat mulia. Semoga ini dapat menginspirasi generasi muda dan kita semua,” ujar Ismeth, yang juga Komisaris PT Sunra Distributor Indonesia.

Selain Ismeth Wibowo, keluarga besar Ir. H. Djuanda turut hadir menyaksikan pementasan ini, termasuk putri bungsu Ir. H. Djuanda, Ibu Noorwati Djuanda, dan para cucu lainnya seperti Iwanshah Wibisono (mantan Kepala Biro Protokol Sekretariat Presiden), Andre Djuanda, Shahandra Hanitiyo (Sekretaris Utama Badan Karantina Indonesia), serta keluarga lainnya.

Tamu Kehormatan dan Generasi Muda yang Antusias

Pementasan ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, seperti Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta, Dr. Akhmat Abubakar MM, Prof. Agus Suradika, Imam Bumiayu, serta perwakilan dari BCA pusat, Ibu Hanum dan Ibu Endang.

Ratusan pelajar dari berbagai tingkat pendidikan, mulai dari SD hingga SMA, turut hadir untuk menyaksikan dan menikmati kisah kebangsaan ini. Kehadiran generasi muda dalam acara ini menunjukkan tingginya minat dan antusiasme mereka terhadap nilai-nilai perjuangan dan kebangsaan yang ditanamkan melalui drama ini.

Pementasan yang Mengharukan dan Memukau

Sandiwara “Sang Surya Di Atas Lautan” dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama berlangsung pada pukul 13:00-15:00 WIB yang dihadiri oleh pelajar dan guru, sedangkan sesi kedua dimulai pada pukul 19:30-21:15 WIB. Pementasan ini berhasil memukau para penonton, yang terhanyut dalam alur cerita dan perjuangan yang digambarkan dengan sangat mendalam.

Dengan narator utama, Dr. Nurlina Rahman, Wakil LSB PWM DKI Jakarta, pementasan ini berhasil menghidupkan cerita tentang perjuangan Ir. H. Djuanda dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan mendirikan dasar-dasar kebijakan maritim yang sangat berpengaruh bagi negara.

Proses Penggarapan yang Mendalam

Proses penggarapan sandiwara ini dimulai dengan kunjungan silaturahmi ke kediaman keluarga Ir. H. Djuanda di Pondok Indah, Jakarta Selatan, pada 14 Juni 2024.

Keluarga Djuanda memberikan izin untuk mengangkat kisah perjuangan almarhum dalam bentuk drama. Selain itu, riset mendalam mengenai Djuanda juga dilakukan melalui buku-buku sejarah, film, dan berbagai sumber literasi lainnya, yang memakan waktu berbulan-bulan hingga menghasilkan pementasan yang spektakuler ini.

Perjuangan Djuanda: Dari Pendidikan hingga Deklarasi Djuanda

Ir. H. Djuanda memulai perjuangannya di dunia pendidikan Muhammadiyah pada tahun 1934, dan meskipun mendapat tawaran posisi menggiurkan di luar negeri, ia memilih untuk mengabdikan dirinya bagi bangsa melalui Muhammadiyah.

Perjuangannya tidak pernah surut, bahkan ketika Jepang menduduki Indonesia. Pada 1945, Djuanda memimpin Pemuda Muhammadiyah merebut perkeretaapian di Jakarta.

Pada tahun 1953, Djuanda diangkat sebagai Menteri Perhubungan dan Kepala Jawatan Perkeretaapian Indonesia oleh Presiden Soekarno. Namun, karya monumental Djuanda yang paling dikenang adalah Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957.

Deklarasi ini mengubah batas wilayah laut Indonesia dari 12 mil menjadi 200 mil dan diakui oleh PBB pada 1982, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan wilayah perairan laut terbesar di dunia.

Ir. H. Djuanda wafat pada usia 52 tahun pada 7 November 1963, meninggalkan warisan yang abadi dalam sejarah bangsa Indonesia. Karya-karyanya, khususnya Deklarasi Djuanda, terus hidup dan menjadi simbol perjuangan tanpa henti dalam membangun bangsa dan negara.

Sandiwara Kebangsaan untuk Meneruskan Semangat Perjuangan

Pementasan “Sang Surya Di Atas Lautan” bukan hanya sekadar mengenang perjuangan seorang pahlawan nasional, tetapi juga menjadi wahana untuk meneruskan semangat pengabdian Ir. H. Djuanda kepada generasi penerus bangsa.

Dengan kisah yang mengharukan dan penuh inspirasi ini, diharapkan nilai-nilai kebangsaan, perjuangan, dan cinta tanah air dapat terus hidup dalam diri setiap individu, khususnya di kalangan generasi muda Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *