Hotline Redaksi: 0817-21-7070 (WA/Telegram)
Internasional

Operasi Serbuan Darat hingga Joget Bareng 

157
×

Operasi Serbuan Darat hingga Joget Bareng 

Sebarkan artikel ini
Operasi Serbuan Darat hingga Joget Bareng 

[ad_1]

Latihan gabungan “Super Garuda Shield 2023” (SGS) yang dimulai sejak 31 Agustus lalu di beragam lokasi, Senin (11/9), diakhiri dengan latihan penyerbuan target operasi di darat. Ribuan prajurit dari sedikitnya lima negara – yaitu Indonesia, Amerika Serikat (AS), Singapura, Jepang dan Australia – ikut serta dalam latihan final yang disebut sebagai “Combined Arms Live-Fire Exercise” (CALFEX).

Ada pula puluhan kendaraan tempur, antara lain pesawat tempur F-16 TNI Angkatan Udara, penembak roket dan helikopter serbu jenis Apache milik Indonesia dan AS; serta tank Abrams milik Australia. Dalam skenarionya, latihan dimaksudkan untuk menghancurkan markas musuh terakhir yang tersisa.

Diawali dengan bantuan tembakan udara (BTU) dari dua pesawat tempur F-16 milik TNI-AU, dilanjutkan dengan tembakan roket dari peluncur milik Indonesia dan AS. Kemudian dua helikopter Apache milik TNI-AD dan US Army serta satu helikopter milik US Marines berperan untuk melumpuhkan pertahanan senjata musuh terakhir.

Operasi Serbuan Darat hingga Joget Bareng 

Peserta lomba berjalan menggunakan bakiak yang terdiri dari campuran prajurit dari berbagai negara berjatuhan setelah kaki mereka tidak kompak dalam melangkah. (VOA/Indra Yoga)

Setelah ruang pertahanan musuh terbuka, prajurit serbu dari Indonesia, AS, Jepang, Singapura dan Australia bergerak membuka ruang gerak dengan menghancurkan ranjau-ranjau yang tersisa. Serangan terakhir ditandai dengan majunya formasi gabungan tank Leopard milik TNI-AD dan tank Abrams milik Australia Army. Markas musuh yang diilustrasikan dengan sebuah bendera target raksasa, berhasil dilumpuhkan dalam kurun waktu kurang dari dua jam.

Latihan puncak di penghujung acara SGS 2023 tersebut disaksikan oleh para pemimpin tertinggi dari tiap-tiap negara peserta – yaitu dari Indonesia, AS, Australia, Jepang, Singapura, Inggris dan Prancis – ditambah dengan 12 negara pengamat yaitu Brasil, Brunei, Canada, Jerman, India, Malaysia, Belanda, Selandia Baru, Papua New Guinea, Filipina, Korea Selatan dan Timor Leste.

Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad Mayjen TNI Haryanto mengatakan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini jumlah negara yang ikut latihan ini bertambah secara signifikan.

Peserta lomba yang terdiri dari campuran prajurit dari berbagai negara berkonsentrasi memecahkan balon tim lainnya dalam acara Culture Day pada Selasa (12/9) di Puslatpur Marinir, Baluran, Jawa Timur. (VOA/Indra Yoga)

Peserta lomba yang terdiri dari campuran prajurit dari berbagai negara berkonsentrasi memecahkan balon tim lainnya dalam acara Culture Day pada Selasa (12/9) di Puslatpur Marinir, Baluran, Jawa Timur. (VOA/Indra Yoga)

“Pada tahun 2022, jumlah angkatan darat yang lebih besar. Akan tetapi di tahun 2023 ini betul-betul combine exercise yang melibatkan tiga matra – angkatan darat, laut dan udara, dengan jumlah yang cukup besar,” terang Haryanto.

Meskipun demikian ada beberapa latihan yang harus dibatalkan, seperti Operasi di Lapangan Udara karena faktor erupsi Gunung Semeru.

Sementara itu Major General Jered Helwig, Commanding General of the 8th Theatre Sustainment Command US Army, mengatakan TNI berhasil menunjukkan kemampuan untuk mengkoordinasikan perbedaan antara negara peserta. “Sangat mengagumkan melihat cara kami bekerjasama, setiap negara membangun ikatan yang kuat seperti yang baru saja kita lihat dalam CALFEX. Luar biasa melihat negara kami bersatu dengan Indonesia, TNI melakukannya dengan baik,” ungkap Helwig.

Saat ditanya VOA apakah latihan gabungan militer ini juga menjadi dasar untuk mencegah tindakan-tindakan yang mengganggu stabilitas kawasan seperti di Laut China Selatan, Helwig hanya menjawab bahwa ini hanya sekedar latihan militer bersama tanpa terkait kepentingan politik pemerintah. Ia berharap SGS 2023 ini dapat menjadi landasan latihan militer bersama berikutnya di masa-masa yang akan datang.

Prajurit Marinir AS terlihat sangat antusias mengikuti acara tarian khas Banyuwangi pada Selasa (12/9) di Puslatpur Marinir, Baluran, Jawa Timur. (VOA/Indra Yoga)

Prajurit Marinir AS terlihat sangat antusias mengikuti acara tarian khas Banyuwangi pada Selasa (12/9) di Puslatpur Marinir, Baluran, Jawa Timur. (VOA/Indra Yoga)

Culture Day, Joget Bareng dan Lomba Agustusan

Culture Day menjadi acara terakhir untuk menghilangkan lelah dan kepenatan setelah latihan gabungan bersama dua minggu terakhir ini. Tim aerobik dengan lagu khas Maumere, Gemu Fa Mi Re, membuka acara kebudayaan ini. Ratusan prajurit ikut berputar dan menari mengikuti penyanyi utama lagu itu.

Tak puas dengan Gemu Fa Mi Re, para prajurit ikut menari bersama tim tari Banyuwangi yang juga ikut mengisi acara di Pusat Latihan Tempur 5 Marinir, Baluran, Jawa Timur itu.

Setelah joget bareng itu, dilangsungkan beragam lomba khas perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus, seperti lomba balap bakiak, lomba estafet hula hup, lomba memecahkan balon dan lomba memasukkan peniti ke dalam botol. Para prajurit yang dikenal serius saat latihan gabungan, kali ini tampil rileks, jatuh bangun dan saling mentertawakan kawan-kawannya sendiri. Menang-kalah tampaknya tak jadi soal karena yang mereka nikmati adalah kebersamaan di hari-hari terakhir mereka.

Lomba terakhir yang paling ditunggu-tunggu adalah lomba tarik tambang. Lomba ini sangat ditunggu oleh setiap prajurit karena menjadi ajang unjuk gigi kekuatan fisik yang mereka miliki. Mereka menilai kemenangan dalam lomba ini sebagai suatu prestasi yang membanggakan.

Culture Day ditutup dengan penampilan band dan kelompok-kelompok musik lokal di atas panggung.

Latihan gabungan “Super Garuda Shield 2023” yang hanya berselang beberapa minggu dari latihan “Talisman Sabre” di Australia merupakan salah satu dari lebih 40 latihan angkatan darat dan latihan gabungan yang diikuti AS setiap tahun, sebagai bagian dari Operation Pathways. Departemen Pertahanan AS menyebut operasi ini sebagai kumpulan latihan multinasional di seluruh Indo-Pasifik, yang merupakan pilar utama strategi penangkalan terpadu AS.

Meningkatnya keinginan di antara sekutu dan mitra untuk berpartisipasi dalam latihan multinasional di seluruh Indo-Pasifik merupakan indikator utama bahwa strategi AS di kawasan itu membuahkan hasil. [iy/em]

[ad_2]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *