[ad_1]
Ini jaman medsos. Untuk popular salah satu jalanya adalah pansos, panjat sosial.
Kalau namamu mau dibicarakan, berkomentarlah dengan mentag atau mension nama-nama besar. Pasti orang akan ikut membicarakan namamu.
Ketika Mbak Puan dan Bambang Pacul, Ketua PDIP Jateng menyentil Ganjar Pranowo. Bukan Ganjarnya yang jadi sasaran. Tapi justru itu bisa menaikkan pembicaraan publik soal Puan.
Wajar. Mbak Puan lima tahun menjabat Menko Kesejahteraan Sosial. Saat jadi Menko, Pak Jokowi meluncurkan program Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, tunjangan Keluarga Harapan, dll. Sesuatu yang berada di bawah koordinasi KMP.
Sayangnya, sebagai Menko, mbak Puan gak cukup cakap memanfaatkan panggung yang luar biasa itu. Namanya gak ngangkat. Orang gak membicarakan dirinya.
Kini ia menjadi Ketua DPR. Banyak momen yang bisa diraih. Lampu sorot ada di panggungnya. Posisi Ketua DPR setara Presiden. Tapi, Lagi-lagi, namanya gak ngangkat juga.
Buktinya dari berbagai survei elektabilitas nama Mbak Puan berkisar di angka satu koma. Gak naik-naik. Kalau mahasiswa, IP segitu bakalan susah mendapat pekerjaan.
Gimana caranya menaikkan pamor di era ini? Pansos!
Ada dua cara pansos : positif atau negatif. Pansos positif, misalnya mendekat-dekatkan diri dengan orang yang populer. Misalnya terus terang bilang, Mbak Puan mau jadi Cawapres Prabowo. Mengkampanyekan pasangan Prabowo-Puan untuk 2024.
Pasti nama Puan akan dibicarakan orang. Meski kesannya PDIP sedang merendahkan diri cuma berniat jadi orang nomor dua. Padahal PDIP partai pemenang.
Atau bisa juga pansos negatif : menyerang orang lain!
Nah, serangan yang pas dituukan buat Ganjar Pranowo. Gubernur Jateng yang namanya moncer. Padahal sampai saat ini Ganjar masih sibuk ngurus Jateng. Gak ada tim khusus yang bekerja untuknya. Belum mikir copras-capres.
Beda sama Anies Baswedan yang sudah sibuk keliling berkampanye. Atau Erick Thohir yang sudah menyusun tim hore. Atau AHY yang begitu ngebet mau jadi Capres.
Ganjar gak sengaja populer. Ia disukai publik karena kerjanya. Gercepnya. Dan santai memanfaatkan media komunikasi sederhana : medsos.
Ganjar populer karena berkomunikasi lamgsung dengan rakyat. Salah satunya via akun medsosnya. Kita lihat ia biasa menanggapi keluhan publik secara langsung. Tanpa sekat.
Sebab begitulah era baru dalam dunia komunikasi : egaliter. Gak ada batas pejabat dan rakyat. Dan Ganjar ada di pusaran pola komunikasi gaya baru tersbut.
Anies juga meraih popularitasnya dengan pansos negatif. Ia pomposisikan diri berseberangan dengan Jokowi. Kalau Jokowi sedikit bicara banyak kerja. Anies memilih gaya sebaliknya : banyak omong sedikit kerja.
Dengan menyentil Ganjar Pranowo, nama mbak Puan kini dibicarakan orang. Jadi buah bibir. Jadi buah jempol juga.
Sedangkan Mas Ganjar kayaknya, tetap bingung. Ini sebetulnya ada apa sih?
Ketimbang bingung. Mending sepedaan aja. Setelah itu makan mie pakai nasi.
Satu kurang, kalau dua kebanyakan. Kata Mas Ganjar.
“Kok, Pak Ganjar nyindir PKS sih?, ” ujar Abu Kumkum.
[ad_2]