Suara-Pembaruan.com — Peletakan Batu Pertama Pabrik Bahan Peledak di Balikpapan Membuka Era Baru Pembangunan Industri
Balikpapan, 7 Oktober 2023 – Usai hujan deras menerpa, sebuah peristiwa bersejarah telah terjadi. Peletakan Batu Pertama Pabrik Bahan Peledak menggema sebagai titik awal bagi perjalanan panjang pembangunan industri yang berpotensi mengubah nasib kota ini.
Acara ini disambut dengan kehadiran gemilang, yang mencerminkan pentingnya momen ini bagi kemajuan Indonesia.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Bambang Soesatyto, SE. MBA, memberikan kehormatan dengan kehadirannya, menjadikan acara ini semakin istimewa. Mewakili Prof. Dr. HM Syarifudin Ketua Mahkamah Agung (MA) tampak Ketua Kamar Hakim TUN MA Dr. Julius.
Wakapolda Kalimantan Timur, Brigjen Pol Drs. Mujiyono SH, juga turut hadir dan menegaskan pentingnya keamanan dalam perjalanan pembangunan ini.
Mewakili Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik, Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Kaltim Ujang Rachmad berpesan agar pembangunan pabrik PT Asa Karya Multipratama bermanfaat bagi rakyat Kaltim khususnya masyarakat lokal di wilayah Samboja
Tidak ketinggalan, mantan Dubes Meksiko dan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) pertama, Ahwil Lutan, serta perwakilan dari negara-negara sahabat seperti Duta Besar Spanyol, H.E. Mr. Francisco Aguilera Aranda, dan Duta Besar Afrika Selatan, H.E. Mpetjane Kgaogelo Lekgoro, memberikan dukungan internasional yang luar biasa.
Gian Fransesco Beltrami, seorang pengusaha asal Swiss, juga ikut serta dalam momen bersejarah ini, menunjukkan betapa besar potensi ekonomi yang tersedia di Balikpapan.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari berbagai daerah Indonesia juga meramaikan acara ini, termasuk Fahira Idris, Muslim Yatim, Fadil Rahmi, dan Abdul Kholik.
Pembangunan pabrik ini juga menjadi momentum penting bagi ketahanan nasional, yang diwakili oleh perwakilan dari Kementerian Pertahanan dan Keamanan.
Tampak juga para anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dari seluruh Indonesia, menunjukkan dukungan kuat dari dunia usaha.
Acara dimulai dengan merduan nyanyian lagu kebangsaan Indonesia Raya, yang menggema di antara pepohonan hutan. Kemudian, tarian tradisional memenuhi udara, menghadirkan semangat dan keindahan budaya Indonesia. Doa dari Habib Haidar menjadi bagian dari prosesi.
Sambutan-sambutan dari para pemimpin, baik Ketua MPR, Wakil Ketua DPD RI, maupun CEO PT ASA Karya MultiPratama, Deden, menekankan pentingnya pembangunan ini bagi Indonesia.
Ucapan selamat dari Nikko Barito, Duta Besar Seychelles, memberikan harapan bahwa pabrik ini akan memberikan banyak tenaga kerja lokal dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Ground breaking pembangunan pabrik bahan peledak PT Asa Karya Multipratama, di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Sabtu (7/10) menjadikan PT Asa Karya Multipratama sebagai pabrik bahan peledak pertama yang dibangun swasta di Indonesia.
Pembangunan ini memanfaatkan lahan seluas 18 hektar, dengan nilai investasi mencapai 50 juta dolar AS. Hasil produksi bahan peledaknya ditargetkan memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) mencapai 70 persen.
Pembangunan pabrik bahan peledak memberikan nilai keekonomian yang besar bagi masyarakat Kalimantan Timur. Misalnya, dari aspek penyerapan tenaga kerja serta pengembangan ekosistem perekonomian daerah lainnya. Sekaligus memberikan kontribusi makro sebagai penopang perekonomian nasional.
“Tidak kalah pentingnya, juga berkontribusi dalam menegakan kedaulatan perekonomian bangsa, karena kebutuhan bahan peledak untuk industri tambang hingga militer, semakin bisa dipenuhi olek usaha anak bangsa sendiri,” ujar Bamsoet, dalam acara ground breaking PT Asa Karya Multipratama.
Turut hadir antara lain Dubes Spanyol untuk RI Fransisco Aguilera Aranda, Dubes Afrika Selatan untuk RI Mpetjane Kgaogelo Lekgoro, Special Envoy Seychelles Nikko Barito, Ketua Kamar Tata Usaha Negara Mahkamah Agung Julius, Wakapolda Kalimantan Timur Brigjen Mujiyono, Direktur Utama PT Asa Karya Multipratama Deden Kurdinawan Putra, serta Country Manager PT AECI Denis.
Hadir pula para anggota DPD antara lain Fahira Idris, Muslim Yatim, Fadil Rahmi, Abdul Kholik, Dharma Setiawan, Sum Indara, Ali Ridho, Pangen Bahasyim, Nanang Sulaiman, Mamberop, Yance Samonsbra, Herry Erfian dan Habib Zakaria.
Bamsoet menjelaskan, untuk merespons dinamika global yang meniscayakan kebutuhan energi yang semakin meningkat serta di tengah upaya mendorong pemulihan ekonomi nasional, kebutuhan bahan peledak untuk kepentingan industri sangat dibutuhkan. Antara lain pada sektor pertambangan, seperti batubara, minyak dan gas bumi, sektor konstruksi hingga untuk kepentingan militer.
Dari sisi kuantitas, kebutuhan bahan peledak untuk menopang industri dalam negeri semakin meningkat. Tahun 2012 misalnya, kebutuhan bahan peledak mencapai 550 ribu ton per tahun. Di tahun 2017 meningkat menjadi 800 ribu ton per tahun.
“Peningkatan kebutuhan ini berbanding lurus dengan eksplorasi sumber energi yang juga terus meningkat. Misalnya produksi batubara yang rata-rata mencapai 462,3 juta ton sepanjang tahun 2013 hingga 2017. Pada tahun ini saja ditargetkan mencapai 694,5 juta ton, bahkan diperkirakan akan melebihi 700 juta ton pada akhir tahun 2023,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, selama kurun waktu lebih dari 20 tahun, untuk memenuhi kebutuhan bahan peledak tersebut, Indonesia masih sangat tergantung pada impor. Sebagai gambaran, pada Juni 2023, nilai impor bahan peledak, korek api, dan kembang api di Indonesia mencapai 17,4 juta dolar AS. Sedangkan untuk kurun waktu Januari hingga Juni 2023, total nilai impor dari komoditas tersebut mencapai 69,7 juta dolar AS.
Karena itu, kata Bamsoet, masyarakat patut bersyukur bahwa saat ini diberikan izin untuk membangun sendiri pabrik bahan peledak. Dengan meningkatkan kemampuan produksi dalam negeri, diharapkan dapat membangun kemandirian dalam industri bahan peledak. Sekaligus mengurangi dan menghilangkan ketergantungan terhadap kebutuhan bahan peledak dari luar negeri.
“Bahkan, bukan tidak mungkin, dengan kemampuan sumberdaya yang kita miliki, ke depan justru kita dorong agar bahan peledak produksi dalam negeri menjadi salah satu komoditas ekspor non-migas yang potensial sebagai industri penopang perekonomian nasional,” pungkas Bamsoet.
Di bawah langit yang mulai ditutupi oleh hujan lebat, momen peletakan batu pertama ini berlangsung sukses dan berkesan.
Semua yang hadir berharap agar pembangunan pabrik ini berjalan lancar, menjadi tonggak penting dalam menggerakkan perekonomian lokal, serta membawa kemakmuran bagi Indonesia yang semakin mandiri dalam industri dan produksinya.