Suara-Pembaruan.com — Pengkajian Ramadan 1446 H Pimpinan Muhammadiyah: Film Biopik Djuanda Diputar di Jakarta
Jakarta, 6-8 Maret 2025 – Pengkajian Ramadan 1446 H yang diselenggarakan oleh Pimpinan Muhammadiyah berlangsung di Auditorium KH Ahmad Azhar Basyir, Gedung Cendekian Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).
Acara yang mengusung tema Pengembangan Wasathiyah Islam Berkemajuan: Tinjauan Teologis, Ideologis, dan Praksis ini menghadirkan berbagai diskusi mendalam serta pemutaran film Djuanda: Pemersatu Laut Indonesia.
Film biopik yang diproduksi oleh Lembaga Seni Budaya Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama Mix Production ini untuk pertama kalinya diputar di Jakarta, setelah sebelumnya menggelar penayangan perdana di Yogyakarta.
Acara ini dihadiri lebih dari 500 warga Muhammadiyah dari berbagai daerah, seperti Jakarta, Banten, Jawa Barat, hingga Sumatera.
Film ini mengisahkan perjuangan Ir. H. Djuanda Kartawidjaja, seorang tokoh nasional dan kader Muhammadiyah yang berjasa besar dalam memperjuangkan kedaulatan Indonesia sebagai negara kepulauan.
Salah satu warisan terpentingnya adalah Deklarasi Djuanda tahun 1957, yang menegaskan bahwa perairan Indonesia harus dihitung dari titik terluar pulau-pulau yang ada, sehingga memperkokoh kedaulatan wilayah negara.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) sekaligus Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., dalam sambutannya menekankan pentingnya peran Ir. Djuanda dalam sejarah Indonesia.
“Tanpa perjuangan beliau, Indonesia tidak akan memiliki wilayah seluas sekarang. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan lebih dari 17 ribu pulau, dan semua itu menjadi satu kesatuan berkat perjuangan beliau,” ujarnya.
Lebih lanjut, Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa film ini diharapkan menjadi sarana pembelajaran bagi masyarakat Indonesia, khususnya kader Muhammadiyah, untuk lebih memahami perjuangan para pahlawan bangsa dan meneladani semangat juang mereka.
“Mudah-mudahan, setelah menyaksikan film ini, akan lahir Djuanda-Djuanda baru dari rahim kader persyarikatan Muhammadiyah,” tambahnya.
Ismeth Wibowo, cucu pertama Ir. Djuanda, turut hadir dalam acara tersebut dan menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung produksi serta pemutaran film ini.
Ismeth juga mengingatkan bahwa sejak muda, Ir. Djuanda telah mengabdikan diri kepada Muhammadiyah sebagai kepala sekolah, meskipun pada saat itu ia mendapatkan tawaran gaji yang lebih tinggi dari pemerintah kolonial Belanda.
Selain pemutaran film, acara Pengkajian Ramadan ini juga menjadi momentum penting dengan adanya penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.
Selain itu, dilakukan pula serah terima Sertifikat Hak Milik dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Hadir dalam acara ini beberapa pejabat tinggi negara, antara lain Menteri Agraria dan Tata Ruang/BPN Nusron Wahid, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono, serta Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni.
Kehadiran para pejabat ini menunjukkan dukungan pemerintah terhadap penguatan wasathiyah Islam serta penghargaan terhadap perjuangan Ir. Djuanda dalam memperkokoh kedaulatan negara.
Penayangan film ini diharapkan menjadi refleksi bagi masyarakat untuk terus menjaga dan melanjutkan semangat perjuangan Ir. Djuanda dalam mempertahankan dan membangun Indonesia sebagai negara kepulauan yang kuat dan berdaulat.