[ad_1]
SuaraPemerintah.id – Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (Perum PPD) menggratiskan biaya transportasi Bogor-Jakarta selama sebulan penuh.
Adapun perihal penggratisan biaya bus tersebut ialah dalam rangkaian memperingati dan menyemarakkan Hari Jadi Bogor (HJB) ke-539.
Penggratisan biaya perjalanan itu dikhususkan bagi TNI, Polri, pelajar, mahasiswa, hingga warga lanjut usia (lansia).
Bus yang beroperasi dari Kota Bogor itu akan melayani warga ke beberapa wilayah di Jakarta.
“Terhitung mulai hari ini, gratis. Kontribusi sementara ini memang tidak begitu wah, tapi ada manfaatnya buat masyarakat,” kata Direktur Utama Perum PPD, Pande Putu Yasa saat launching diskon pelanggan JR Connexion dari Perum PPD di Bogor Creative Center, Selasa (15/6/2021).
Pande mengaku kehadiran Perum PPD di Kota Bogor sebagai sarana transportasi alternatif dan upaya antisipatif apabila Commuter Line dari Stasiun Bogor sudah tak bisa lagi menampung penumpang.
Saat ini, kata Pande, total ada 21 armada bus yang beroperasi. Tiga diantaranya masih dilakukan penggratisan, sedangkan sisanya berbayar. Namun dalam sebulan ini, seluruh armada digratiskan bagi kategori masyarakat sebagaimana disebutkan.
“Kami Perum PPD selaku operator yang telah dipercaya oleh Pemkot Bogor tentunya siap mendukung kebijakan-kebijakan yang ada di Kota Bogor. Masyarakat Kota Bogor ini sangat membutuhkan sekali angkutan yang nyaman dan rekan dari PPD agar prokesnya juga diterapkan dengan baik,” kata Pande.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengucap syukur atas program bus gratis yang diberikan oleh perseroan. Dedie juga mengaku hubungan Pemkot Bogor dan Perum PPD sudah terjalin dengan baik hingga saat ini.
“Jadi, kami ucapkan terima kasih kepada PPD dan kita dukung terus PPD. Jabodetabek ini menjadi satu area bersama. Bukan hanya bersama dalam kaitan ekonomi, tapi kondisi pandemi juga sama,” kata Dedie.
Dedie menuturkan kondisi Stasiun Bogor dalam masa pandemi yang belum selesai, tampaknya akan terjadi pembatasan-pembatasan jumlah penumpang kembali. Dengan begitu, memang diperlukan transportasi alternatif, seperti bus.
“Untuk itu dengan adanya apresiasi PPD semacam ini kepada penumpang, ini menjadi suatu kebahagiaan bagi kami dibantu PPD,” kata Dedie.
[ad_2]