[ad_1]
Tak jarang, perempuan mengalami pusing atau sakit kepala yang dirasakan saat haid. Ini adalah hal yang normal. Faktanya, sekitar 60 persen wanita mengalami kondisi yang disebut sebagai menstrual migraine ini.
Antara Siklus dan Pusing Saat Haid, Apa Hubungannya?
Hasil studi menunjukkan bahwa pusing atau sakit kepala saat haid berhubungan dengan perubahan kadar hormon estrogen dalam tubuh perempuan. Secara alami, kadar hormon ini menurun drastis sesaat sebelum haid berlangsung. Ditemukan bahwa pusing atau sakit kepala umumnya dirasakan sejak dua hari sebelum haid dimulai hingga tiga hari pertama haid.
Mengapa penurunan kadar estrogen dapat memicu sakit kepala? Ternyata, hormon ini membantu mengaktifkan bagian otak yang mengatur persepsi seseorang terhadap nyeri. Jadi semakin rendah kadar estrogen, semakin rendah pula kemampuan otak untuk menekan rasa nyeri.
Seperti sudah disebutkan sebelumnya, pusing saat haid tergolong sakit kepala tipe migrain, yang memiliki ciri-ciri berikut:
- Sakit kepala berdenyut, biasanya pada satu sisi kepala
- Disertai mual atau muntah
- Sensitif atau peka terhadap cahaya terang dan suara keras
Gejala premenstruasi lainnya, seperti perut kembung, nyeri payudara, dan perubahan emosi juga dapat menyertai pusing saat haid.
Cara Mengatasi Pusing Saat Haid
Sensasi pusing yang ditimbulkan oleh fluktuasi hormon ini memang kerap mengganggu. Beberapa cara berikut bisa dicoba untuk mengurangi ketidaknyamanan yang timbul.
- Kompres dingin pada area kepala atau leher dengan gel kompres atau handuk yang telah direndam ke dalam air dingin. Anda juga bisa membungkus beberapa es batu dengan handuk untuk mengompres.
- Lakukan terapi relaksasi seperti meditasi, yoga, dan latihan pernafasan dalam.
- Menjalani terapi akupresur dan akupunktur. Stimulasi di titik-titik saraf tertentu pada tubuh dapat mengurangi gejala pusing.
Bila pusing begitu mengganggu, obat-obat berikut juga dapat digunakan untuk mengurangi gejala:
- Obat golongan antinyeri seperti parasetamol, ibuprofen, atau ketoprofen. Obat-obat ini umumnya dapat diperoleh secara bebas.
- Obat golongan triptan seperti sumatriptan, zolmitriptan, naratriptan. Obat ini biasanya diresepkan oleh dokter untuk gejala yang lebih berat. Cara kerjanya dengan menghambat sinyal rasa sakit pada otak. Gejala umumnya membaik dalam waktu dua jam setelah dikonsumsi. Gejala penyerta seperti mual dan muntah pun umumnya membaik.
- Obat antinyeri golongan ergotamin. Sejak lama, obat ini telah digunakan untuk mengatasi migrain kronis. Namun, obat golongan ergotamin hanya bisa diperoleh dengan resep dokter dan tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan obat dari golongan triptan.
- Obat dari golongan calcitonin gene-related peptide (CGRP) antagonist, yakni gepants. Ini adalah obat golongan baru yang diklaim efektif untuk mengatasi sakit kepala tipe migrain.
Agar Pusing Saat Haid Tidak Kembali Muncul
Anda tentu merasa tidak nyaman bila setiap bulan harus bergelut melawan pusing saat haid. Untuk itu, sebisa mungkin kemunculannya dicegah. Berikut beberapa cara yang dapat Anda lakukan:
- Mengonsumsi obat antinyeri seperti ibuprofen atau triptan. Bila haid Anda teratur, obat-obat tersebut dapat dikonsumsi beberapa hari sebelum haid dimulai dan dilanjutkan hingga 2 minggu kemudian.
- Menghindari segala jenis pemicu sakit kepala sejak beberapa hari sebelum haid dimulai. Cara ini cukup membantu bila haid Anda sulit diprediksi atau tidak teratur. Pemicu yang perlu dihindari yakni makanan siap saji, makanan yang asin atau kandungan garamnya tinggi, pemanis buatan, alkohol, dan minuman berkafein.
- Menjalani terapi hormonal. Secara teori, kadar hormon estrogen yang stabil dapat mencegah timbulnya menstrual migraine. Oleh sebab itu, dokter kerap meresepkan pil atau patch KB dengan komposisi estrogen yang rendah atau hanya mengandung progesteron untuk menurunkan frekuensi dan intensitas sakit kepala saat haid.
- Mengonsumsi suplemen magnesium atau menjalani terapi akupresur/akupunktur secara rutin.
Tak kalah penting, Anda pun perlu menerapkan gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang secara teratur, memiliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas, mengelola stres, dan rutin berolahraga. Cara-cara ini dapat membantu menurunkan frekuensi, durasi dan intensitas pusing selama haid.
Kapan Perlukah Konsultasi ke Dokter?
Pusing saat haid yang wajar biasanya tidak terlalu mengganggu aktivitas dan dapat menghilang dengan sendirinya. Namun, sebaiknya segera kunjungi dokter apabila pusing atau sakit kepala semakin memberat atau polanya berubah dan obat-obatan tidak lagi bermanfaat untuk mengurangi gejala.
Sebagai wanita yang masih haid, risiko mengalami pusing atau sakit kepala saat haid akan selalu ada. Namun ingat bahwa kondisi ini bisa diatasi dan dicegah. Usahakan untuk selalu mencatat pola, frekuensi, durasi, dan intensitas sakit kepala. Termasuk juga, apa yang memicu dan apa yang meredakan. Selanjutnya, diskusikan dengan dokter cara mana yang paling cocok dan efektif untuk Anda.
[ad_2]