[ad_1]
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Jumat (1/9) bahwa ia berharap akan segera bertemu dengan Presiden China Xi Jinping, menyusul laporan sebelumnya bahwa ia berencana mengunjungi China pada Oktober.
Rusia semakin mendekati China sebagai sekutu terkuatnya sejak negara-negara Barat mengasingkannya pada tahun lalu menyusul invasi besar-besaran Rusia di Ukraina.
Beijing menolak menyalahkan Moskow atas perang tersebut dan justru mengecam sanksi-sanksi Barat terhadap Rusia, meski China mendapat keuntungan dengan mendapatkan diskon minyak dan gas yang tidak bisa lagi dijual oleh Rusia ke Eropa.
Penasihat kebijakan luar negeri Rusia Yury Ushakov mengatakan pada Juli bahwa Putin berencana mengunjungi China pada Oktober pada saat forum “Satu Sabuk Satu Jalan” ketiga. Ia mengatakan tersebut menyusul adanya undangan Xi saat ia melakukan kunjungan kenegaraan tingkat tinggi ke Rusia pada Maret.
Putin dan Xi mengumumkan era hubungan yang lebih erat, dan sama-sama menolak tatanan dunia yang berbasis Barat. Mereka menandatangani perjanjian kemitraan “tanpa batas” di Beijing pada tahun lalu, beberapa minggu sebelum Rusia menginvasi Ukraina.
Namun Putin, yang berbicara dalam pertemuan yang disiarkan televisi dengan anak-anak sekolah terpilih pada hari pertama tahun ajaran, tidak secara eksplisit mengonfirmasi bahwa ia akan melakukan perjalanan ke China lagi.
Putin diketahui tidak bepergian ke luar negeri sejak Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadapnya pada Maret, tepat sebelum kunjungan Xi, atas dugaan kejahatan perang di Ukraina.
“Dalam waktu dekat kami akan mengadakan acara, dan akan ada pertemuan dengan presiden Republik Rakyat China,” katanya, menurut kantor berita Rusia Interfax.
“Dia (Xi) menyebut saya temannya, dan saya dengan senang hati memanggilnya teman saya, karena dia adalah orang yang melakukan banyak hal untuk pengembangan hubungan Rusia-China,” kata Putin. [ah/ft]
[ad_2]