[ad_1]
Masa kanak-kanak merupakan fase pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Pola asuh orangtua dalam hal ini tentu saja memainkan peranan. Ini menjadi alasan mengapa Parents perlu memahami tahapan penting psikologi anak, agar si kecil memperoleh pengasuhan terbaik dari kedua orangtuanya.
Parents yang saat ini mungkin tengah menghadapi tantangan terkait pengasuhan si kecil, misalnya anak yang tantrum, maka dengan memahami tahapan perkembangan ini akan sangat membantu. Karena sejatinya, masing-masing anak menunjukkan karakteristik yang berbeda sesuai tahapan usia mereka.
Artikel terkait: Karakter Anak yang Lahir di Hari Minggu: Cerdas, Kreatif, Pemberani
5 Tahapan Penting Psikologi Anak
Perkembangan psikologis mencakup kemampuan sosial, emosional, dan kognitif. Tahap perkembangan ini akan memengaruhi proses belajar anak. Pasalnya, kemampuan menyerap pembelajaran akan mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangan sesuai usia si kecil. Artinya, anak tidak dapat belajar sesuatu yang berada di luar tahap perkembangannya.
Lantas, seperti apa tahapan penting psikologi anak yang harus Parents pahami? Berikut ini ulasannya yang dirangkum dari Healthline dan Psychology Today.
1. Bayi (0-18 Bulan)
Ini merupakan periode perkembangan yang pesat. Parents mungkin menyadari bahwa bayi tumbuh dan berubah dengan sangat cepat.
Orangtua disarankan banyak berbicara dengan bayi selama fase ini. Pasalnya, mendengar suara Ayah dan Bunda akan membantu si kecil mengembangkan keterampilan komunikasi.
Segera tanggapi saat bayi menangis. Menggendong dan menenangkan bayi yang menangis akan menciptakan ikatan yang kuat antara orangtua dan anak.
Artikel terkait: Panduan lengkap: Perkembangan anak dengan usia 4 tahun
2. Balita (Usia 18 bulan-2 tahun)
Selama fase ini, anak-anak membutuhkan banyak tidur, nutrisi yang baik, serta hubungan yang dekat dan penuh kasih dengan orangtuanya.
Untuk memaksimalkan perkembangan si kecil, Parents disarankan untuk menciptakan ruang yang aman dan nyaman. Buat rutinitas yang terjadwal untuknya. Di sisi lain, biarkan balita bermain dan bereksplorasi.
Disiplinkan dengan lembut untuk membimbing dan mengajar anak-anak. Hindari memukul, yang dapat menyebabkan luka fisik dan emosional jangka panjang.
Bernyanyi, berbicara, dan membaca untuk balita akan meningkatkan kosakata mereka. Berikan perhatian penuh agar ia merasakan kehangatan dari orangtuanya.
3. Prasekolah (Usia 3-5 Tahun)
Di fase ini, anak-anak tumbuh semakin mandiri. Keingintahuan alami mereka cenderung terstimulasi karena dunia mereka semakin berkembang, ada teman baru, pengalaman baru, dan lingkungan baru.
Teruslah membaca untuk anak setiap hari. Tunjukkan kepada mereka bagaimana melakukan tugas-tugas sederhana di rumah. Tunjukkan pula sikap konsisten, jelaskan perilaku seperti apa yang Parents harapkan dari anak.
Bicaralah dalam bahasa yang sesuai dengan usianya. Bantu ia memecahkan masalah saat emosinya memuncak.
Awasi anak di ruang bermain di luar ruangan, terutama di sekitar air dan peralatan bermain. Namun tetap biarkan anak memiliki pilihan tentang bagaimana berinteraksi dengan anggota keluarga dan orang asing.
4. Usia Sekolah Dasar (6-12 Tahun)
Anak-anak di fase usia ini memperoleh kemandirian dan kompetensi dengan cepat. Rasa percaya diri seorang anak dipengaruhi oleh tantangan akademik dan sosial yang mereka peroleh di lingkungan sekolah.
Menariknya, teman menjadi lebih penting dan berpengaruh bagi mereka. Maka Parents jangan heran jika si kecil begitu peduli dengan hubungan dan penilaian dari teman sebayanya.
Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mereka terbilang pesat, anak usia sekolah masih membutuhkan bimbingan orangtua untuk menetapkan batasan serta mendorong kebiasaan sehat. Biarkan mereka membuat beberapa keputusan dan latih mereka untuk menerima tanggung jawab yang semakin besar.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat Parents lakukan untuk mendukung tumbuh kembang si buah hati:
- Pastikan ia cukup tidur.
- Berikan kesempatan untuk berolahraga teratur.
- Ciptakan ruang yang tenang dan positif untuk membaca dan belajar di rumah.
- Batasi waktu di depan layar TV dan gadget, pantau aktivitas online mereka dengan cermat.
- Bangun dan pertahankan tradisi keluarga yang positif.
- Bicaralah dengan anak-anak tentang batasan terkait tubuh mereka.
Artikel terkait: Panduan lengkap perkembangan anak 5 tahun, Parents wajib tahu!
5. Masa Remaja (12-21 Tahun)
Remaja memiliki perspektif yang relatif egosentris tentang kehidupan. Pola pikir semacam ini biasanya akan mereda seiring bertambahnya usia.
Anak remaja sering berfokus kepada diri mereka sendiri. Mereka mungkin bergulat dengan rasa tidak aman dan perasaan dihakimi.
Periode transisi yang terjadi secara alami dapat menyebabkan kecemasan tentang perubahan tubuh. Anak remaja sangat peduli dengan penampilan fisik mereka.
Oleh karena itu, Parents perlu mengobrol dengan mereka, bicarakan bagaimana tubuh akan berubah sehingga mereka tidak terkejut dapat mengurangi kecemasan anak. Di luar perubahan fisik, orangtua dapat memulai percakapan tentang perubahan sosial dan gaya hidup yang menyertai masa remaja.
Catatan penting ketika berkomunikasi dengan remaja adalah membantu mereka memahami apa yang ada di depan. Parents perlu membahas konsekuensi dari pilihan yang mereka ambil, seperti berhubungan seks atau bereksperimen dengan obat-obatan terlarang. Hal ini dapat mendorong remaja untuk merenungkan keputusan mereka.
Yang tak kalah penting tetapi sering diabaikan adalah mendengarkan. Faktanya, mendengarkan secara aktif akan membangun keintiman dan kepercayaan antara anak dan orangtua.
****
Nah, itulah tadi tahapan perkembangan psikologis anak yang harus dipahami orangtua. Menerapkan gaya pengasuhan yang sesuai dengan kondisi psikologis mereka akan membantu anak tumbuh dengan potensi terbaik mereka.
Baca juga:
Psikologi Anak : Ketika Anak Merasa Dirinya Berbeda
7 Ucapan Orangtua yang Paling Berdampak Buruk bagi Perkembangan Psikologis Anak
5 Cara memahami kondisi psikologis anak agar kesehatan mentalnya terjaga
[ad_2]