Hotline Redaksi: 0817-21-7070 (WA/Telegram)
Headline

5 Tradisi Perayaan Satu Suro untuk Masyarakat Pulau Jawa

236
×

5 Tradisi Perayaan Satu Suro untuk Masyarakat Pulau Jawa

Sebarkan artikel ini
5 Tradisi Perayaan Satu Suro untuk Masyarakat Pulau Jawa

[ad_1]

Dalam Islam, tahun baru diperingati setiap 1 Muharram setiap tahunnya yang bisa jatuh kapan pun pada penanggalan masehi. Di Indonesia sendiri, pergantian tahun ini diperingati dengan ragam cara yang berbeda. Misalnya saja pada tradisi Jawa dikenal dengan nama perayaan satu suro.

Beberapa daerah yang kerap merayakannya secara turun temurun tersebut ialah mulai dari sekitaran Jawa Tengah, Yogyakarta, hingga Jawa Timur. Masyarakat memaknainya dengan cara meditasi, penghayatan, prihatin, dan sikap religius.

Persiapan dilakukan dengan matang baik perorangan maupun secara kelompok. Beberapa hal yang biasanya dilakukan mulai dari ritual mandi tengah malam, meditasi, ziarah ke makam, puasa mutih, berjalan kaki saat malam, atau mengelilingi tembok keraton.

Nah Parents, berikut ini berbagai kegiatan khas masyarakat Jawa di saat satu suro.

5 Kegiatan Perayaan Satu Suro

1. Sedekah laut

dok. Kompas.com

Lihat Foto Warga Pantai Baron, Gunungkidul, Menggelar Tradisi Labuhan Untuk Ucapan Syukur kepada Tuhan dan Menyambut Tahun Baru Hijriah Senin (10/9/2018)(Kompas.com/Markus Yuwono)

Di sekitar Pantai Baron dan Kukup, Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul, Yogyakarta, tradisi malam satu suro yang cukup terkenal ialah sedekah laut. Biasanya masyarakat akan membawa makanan, hasil bumi, kepala kambing, dan ayam hitam untuk dilarung ke tengah laut.

Gelaran tradisi yang sudah membudaya ini menjadi ungkapan rasa syukur pada Tuhan serta penyambutan Tahun Baru Hijriyah.

Artikel Terkait: Filosofi Rumah Adat Jawa Tengah dan Jawa Timur Beserta Jenisnya

2. Jamasan Pusaka

Tradisi satu ini menjadi salah satu ritual yang banyak dipraktikkan di berbagai tempat di pulau Jawa, mulai dari Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Banyak masyarakat percaya bahwa benda pusaka memiliki kekuatan gaib yang bisa mendatangkan berkah bila dibersihkan dengan baik.

Upacara ini umumnya dilakukan bertahap. Jenis pusaka yang dijamasi mulai dari keris, tombak, maupun benda-benda pusaka lainnya. Biasanya tradisi ini dilakukan secara bertahap, mulai dari pengambilan pusaka di tempat penyimpanan, semedi, arak-arakan hingga pemandian.

3. Tapa bisu

5 Tradisi Perayaan Satu Suro untuk Masyarakat Pulau Jawa

dok. Kompas.com

Tradisi satu ini biasa dilakukan oleh masyarakat sekitaran keraton Yogyakarta. Ini menjadi salah satu tradisi yang dilangsungkan sebagai sarana introspeksi masyarakat atas hal yang telah diperbuat selama satu tahun ke belakang.

Tiap malam satu suro, abdi dalem Keraton Yogyakarta melakukan tradisi ini dengan mengelilingi keraton tanpa berbicara. Tradisi yang juga dikenal dengan nama tradisi mubeng benteng atau keliling benteng ini diprakarsai oleh Sultan Agung, Raja Mataram Islam pertama yang mencetuskan sistem penanggalan Jawa.

Tak hanya sekadar tradisi, lho, Parents, sebab kegiatan ini juga dilakukan dalam rangka mengamankan lingkungan keraton. Sejak awal dilakukan, tradisi ini pun tidak ada perubahan sama sekali. Tradisi dimulai dari memutar dari sisi kiri atau barat Keraton sesuai dengan arahan falsafah Jawa.

4. Kirab Sura

Di Jawa Tengah, tepatnya di Surakarta tradisi Kirab Sura kerap dilakukan di Keraton Kasunanannya. Pada tradisi malam suro ini, kerbau bule dan benda pusaka milik keraton dikeluarkan.

Prosesi dilakukan menjelang tengah malam, mulai dari pukul 11 malam hari. Rute kirab dilakukan di beberapa jalan menuju timur. Sepanjang jalur yang dilewati, ratusan orang menunggu kerbau melintas.

Pada tradisi ini juga masyarakat akan berebut sesaji. Adanya sesaji tersebut dipercaya bisa mendatangkan berkah serta keselamatan.

Artikel Terkait: 155 Nama Bayi Jawa Kuno dengan Makna yang Indah, Mana Pilihan Parents?

5. Pawai obor

5 Tradisi Perayaan Satu Suro untuk Masyarakat Pulau Jawa

dok. Merdeka.com

Seperti namanya, pawai obor digelar dengan membawa obor, berjalan beriringan mengelilingi lingkungan sekitar. Ada banyak daerah yang mempraktikkan tradisi ini, khususnya di pulau Jawa.

Biasanya pawai akan digelar setelah shalat Isya dengan berkumpul terlebih dahulu di lapangan. Keramaian pawai biasanya akan menarik perhatian warga lainnya hingga bisa memenuhi pinggir jalan. Tak sedikit yang turut berdandan unik untuk meramaikan suasana, ada juga yang menghias halaman rumah untuk menyambut momen pergantian tahun.

Artikel Terkait: 5 Jenis Tarian Jawa Tengah yang Indah, Kenalkan pada Si Kecil, Bund!

Itulah berbagai tradisi dan perayaan malam satu suro untuk masyarakat di pulau Jawa. Bagaimana dengan tradisi di lingkungan rumah Anda?

****

Baca Juga:

35 Pilihan nama bayi kembar perempuan Jawa, bermakna indah dan populer!

10 Daftar Pondok Pesantren di Jawa Timur dengan Kualitas Terbaik

Tak Hanya Elegan, 6 Pakaian Adat Jawa Tengah Lambang Kekayaan Khazanah Budaya

 

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

[ad_2]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mentan Dorong Petani Untuk Optimalkan Pemanfaatan KUR
Headline

[ad_1] Suara-Pembaruan.com – Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, menyatakan dengan KUR maka kebutuhan biaya usaha tani akan terpenuhi untuk menjalankan usahanya. Pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor pertanian terus…