Hotline Redaksi: 0817-21-7070 (WA/Telegram)
Headline

6 Fakta Menarik dan Sejarah di Balik Indahnya Batik Pekalongan

340
×

6 Fakta Menarik dan Sejarah di Balik Indahnya Batik Pekalongan

Sebarkan artikel ini
6 Fakta Menarik dan Sejarah di Balik Indahnya Batik Pekalongan

[ad_1]

Meskipun batik terkenal di Solo dan Yogyakarta, tetapi sebutan Kota Batik justru lebih mengarah pada Pekalongan. Kota Pekalongan memang tidak terlepas dari batik. Masyarakat Pekalongan hidup dari batik yang banyak dikerjakan di rumah. Tidak ada catatan resmi tentang kapan batik Pekalongan mulai dikenal.

Akan tetapi, batik ini diperkirakan muncul pada tahun 1800-an. Batik Pekalongan mengalami perkembangan yang pesat setelah terjadi Perang Jawa/Perang Diponegoro.

Perang memaksa keluarga keraton serta pengikut-pengikutnya meninggalkan lingkungan kerajaan serta menyebar ke daerah yang ada di bagian barat dan timur. Mereka pun turut mengembangkan batik yang sebelumnya ada.

Artikel terkait: 7 Motif Batik Indonesia yang Paling Terkenal, Adakah dari Daerah Anda?

Foto: Dictio.id

Industri batik rumahan telah tumbuh serta berkembang pesat di sekitar pantai seperti kota Pekalongan, Pekajangan, dan Wonopringgo. Banyak pedagang Cina dan Arab memesan batik kepada pengrajin batik yang tersebar di berbagai desa dan memperdagangkannya sebagai komoditas yang menguntungkan. Menandakan kota ini sudah menjadi pusat batik yang terkemuka sejak lama.

Batik Pekalongan sebenarnya mirip dengan batik Solo dan Yogyakarta. Keunggulan batik ini terletak pada penggunaan warna. Sehelai kain batik bisa menggunakan delapan warna sehingga tampak lebih indah dan menarik dibandingkan dengan batik dari daerah lainnya. Warna yang digunakan antara lain merah tua, merah muda, cokelat, biru muda, hijau tua dan ungu. Berikut ini fakta-fakta menarik mengenai Batik Pekalongan.

Artikel terkait: 10 Artis Ini Tampil Menawan Memakai Batik di Luar Negeri

Fakta Menarik Batik Pekalongan

1. Mendapat Pengaruh dari Kesultanan Cirebon

Kesultanan Cirebon memiliki kekuasaan hampir pada seluruh pantai utara pulau Jawa pada abad ke-15, termasuk Pekalongan. Akibatnya, kesenian dan budaya di kota ini sangat dipengaruhi kesultanan Cirebon.

Termasuk dengan pola batik Pekalongan yang memiliki ragam bentuk hias yang terinspirasi dari Kesultanan Cirebon. Bentuk yang menghiasi batik ini berupa ragam hiasan keramik dari Tiongkok yang menghiasi dinding dan lantai keraton kasepuhan dan makam-makam Sultan Cirebon.

2. Mendapatkan Pengaruh Kerajaan Mataram

Selain Cirebon, Kerajaan Mataram juga menguasai daerah Pekalongan. Ketika terjadi Perang Diponegoro, keluarga keraton akhirnya terdesak dan meninggalkan keraton menuju barat dan timur.

Pada bagian timur, mereka menyebar dari Tulungagung sampai ke Madura. Sedangkan pada bagian barat, mereka menyebar menuju ke Kota Kebumen sampai dengan Kabupaten Pekalongan.

Persebaran tersebut sangat memengaruhi batik asli Pekalongan. Beberapa motif dibuat dengan peleburan antara batik Solo dan Pekalongan. Secara kasat mata, kedua batik ini terlihat mirip tetapi jika dilihat dengan lebih jelas, sebenarnya coraknya lebih bebas dibandingkan dengan batik Solo.

3. Mendapatkan Pengaruh dari Luar Negeri

batik-pekalongan

Motif Liong dari China (Foto: Pinterest @Syirbaniy)

Selain mendapatkan pengaruh dari kebudayaan dalam negeri, juga dipengaruhi oleh budaya luar. Penjajahan dan alur perdagangan saat itu membuat penduduk pekalongan sering berinteraksi dengan orang luar. Perdagangan dari India, China, dan Arab memberikan pengaruh penting pada beragam jenis motif batik.

Batik Jlamprang dipengaruhi oleh budaya Arab dan India. Batik Encim mendapatkan pengaruh dari Tiongkok. Budaya Belanda memengaruhi motif jenis batik pagi sore. Dengan keanekaragaman itu, batik Pekalongan memiliki berbagai jenis motif yang banyak memikat pembeli.

Artikel terkait: Mengenal K.R.T Hardjonagoro, Budayawan Tionghoa yang Menciptakan 200 Motif Batik

4. Batik Jlamprang

batik pekalongan

Motif Jlamprang (Foto: pinterest @Ispurnomo)

Jenis batik ini merupakan motif yang paling laris di antara motif batik yang lain. Batik Jlamprang banyak dipengaruhi oleh budaya India dan Arab. Agama Islam yang melarang menggambarkan makhluk hidup memengaruhi motif batik ini sehingga tidak ada motif manusia, binatang, dan tumbuhan.

5. Jenis Kain yang Digunakan   

6 Fakta Menarik dan Sejarah di Balik Indahnya Batik Pekalongan

Foto: ANTARA News

Bahan kain yang digunakan dalam pembuatannya seperti sunwash, sutra, dan yang terpopuler tentunya katun. Ada dua katun yang sering digunakan. Yang pertama adalah katun primisima yang mudah menyerap keringat dengan kualitas terbaik serta kualitas ekspor.

Sedangkan yang kedua adalah katun prima. Katun inilah yang sering digunakan para pengrajin batik. Pasalnya, sekalipun kualitas katun prima masih berada di bawah katun primisima dalam kehalusannya, tetapi harganya relatif lebih murah sehingga menjadi pilihan banyak pengrajin.

6. Kaya Warna

6 Fakta Menarik dan Sejarah di Balik Indahnya Batik Pekalongan

Foto: Pinterest @theonotras

Batik Pekalongan kaya akan warna dan terkenal dengan ragam hiasnya yang bersifat naturalis serta dimodifikasi dengan variasi warna yang atraktif. Bahkan dalam sehelai batik ini, kita dapat menjumpai 8 warna yang berani dan kombinasi yang dinamis. Jika dibandingkan dengan batik pesisir yang lainnya, batik ini sangat dipengaruhi pendatang keturunan Belanda dan China.

Itulah beragam fakta menarik dan sejarah batik Pekalongan. Apakah Parents sudah memilikinya?

Baca juga:

5 Fakta Menarik Wayang Kulit, Seni Khas Jawa yang jadi Warisan Mahakarya Dunia

Mengenal Udeng, Ikat Kepala Kaum Pria Bali

Karapan Sapi, Atraksi Budaya Khas Masyarakat Madura

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

[ad_2]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *