[ad_1]
Teknologi alat kedokteran terus berkembang menyesuaikan kebutuhan masyarakat dan kepraktisan dokter dalam bekerja. Salah satunya teknologi endoskopi yang diciptakan untuk membantu dokter mendiagnosis penyakit pasien tanpa harus operasi. Endoskopi disebut-sebut tidak hanya bisa dilakukan pada orang dewasa, tapi juga pada anak.
Sebenarnya, seberapa akuratkah endoskopi ini? Dan amankah endoskopi pada anak dilakukan?
Amankah Endoskopi pada Anak?
Apa Itu Endoskopi?
Sederhananya, prosedur endoskopi adalah pemeriksaan dan tindakan medis pada bagian organ tubuh, khususnya saluran cerna tanpa melalui prosedur operasi. Endoskopi dilakukan menggunakan selang kecil dan fleksibel yang bagian ujungnya dilengkapi dengan kamera kecil, lalu dimasukkan ke dalam tubuh. Kamera akan tersambung pada monitor untuk memproyeksikan kondisi yang ditangkap kamera di dalam tubuh.
“Alatnya juga kecil, diameternya sekitar 3 mm dan itu cukup masuk ke dalam hidung, hidung bayi baru lahir juga bisa kita evaluasi untuk melihat kelainan-kelainan apa yang ada,” ujar dr. Elvie Zulka Kautzia Rachmawati S.THT-KL(K), salah satu tim Bunda Endoscopy Center RSIA Bunda Jakarta.
Dengan demikian, dokter memperoleh lebih banyak informasi yang akurat dibandingkan menggunakan scanning atau X-Ray. Sehingga pertolongan pertama yang tepat pun bisa diberikan kepada si pasien.
Prosedur ini bisa dilakukan kepada orang dewasa, bayi, dan juga anak-anak.
Artikel terkait: 5 Tahun mengeluh sakit perut, Cut Meyriska lakukan prosedur endoskopi
Dua Jenis Tindakan Endoskopi
Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi RSIA Bunda Jakarta Dr. dr Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K) mengatakan, ada dua jenis tindakan endoskopi, yakni yang dari atas dan dari bawah.
“Endoskopi dari atas namanya gastroskopi (esofago gastroduodenoskopi), pemeriksaan esofagus, kerongkongan (faring), gaster (lambung) dan duodenum (usus 12 jari) atau disebut EGD,” jelas dr. Ariani saat dijumpai di konferensi pers RSIA Bunda Hadirkan Layanan Terbaru “Bunda Endoscopy Center”, Kamis (22/4/2021) di Jakarta.
“Sedangkan endoskopi yang dari bawah yang disebut colonoscopy, merupakan pemeriksaan endoskopi pada area anus, usus besar sampai dengan usus halus bagian akhir,” jelasnya lagi.
Artikel terkait: Viral Dokter Bedah Buka Puasa Saat Operasi Pasien, Aksinya Menuai Pujian Warganet
Kapan Endoskopi pada Anak Bisa Dilakukan?
Endoskopi bagian atas saluran cerna pada anak bisa dilakukan jika anak mengalami beberapa hal di bawah ini:
- Ada gangguan menelan
- Reflux
- Gerd
- Muntah yang berulang-ulang yang diobati tidak bisa
- Anak rewel terus menerus
- Berat badan turun
- Gagal tumbuh
- Anemia tanpa sebab yang jelas
- Diare terus menerus
- Anak yang tidak sengaja meminum zat-zat yang korosif
- Menelan benda-benda kecil yang berbahaya seperti koin, kunci, jarum, baterai dan benda tajam lainnya. “Itu bisa diambil, asal waktunya tepat,” kata dr. Arianni Widodo.
- Penyempitan pada saluran cerna juga bisa dilebarkan
- Perdarahan juga bisa dihentikan dengan tindakan endoskopi
Sedangkan kalau tindakan endoskopi yang dari bawah, dijelaskan dr. Ariani sebagai berikut. “Biasanya kalau ada alergi, curiga diare terus menerus yang tidak jelas, atau BAB berdarah padahal BAB tidak keras tapi ada darah menetes –biasanya pada anak disebabkan adanya polip. Atau bisa juga mengambil benda yang tertelan dari atas kemudian tersangkut,” terang dr. Ariani.
Amankah Endoskopi Dilakukan pada Anak?
Banyak orangtua yang bertanya, apakah prosedur endoskopi aman dilakukan kepada bayi dan anak. Menurut dr. Arianni, prosedur pemeriksaan endoskopi ini aman, tidak hanya pada orang dewasa, tapi juga bayi dan anak-anak.
Prosedur endoskopi sudah direkomendasikan oleh The American Society for Gastrointestinal Endoscopy (ASGE). “Sudah di-approve dan kami di sini memiliki scope khusus untuk bayi dan anak. Untuk bayi baru lahir kami punya ukuran yang sangat kecil. Ini tidak banyak dimiliki oleh rumah sakit lain,” kata dr. Ariani.
Artikel terkait: Penyakit Asam Lambung atau GERD, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya
Proses Jalannya Endoskopi
Berikut ini beberapa hal yang perlu dilakukan anak sebelum menjalankan prosedur endoskopi, juga selama dan sesudahnya:
- Anak diminta puasa dan diberikan bius ringan.
- Setelah tertidur dan dicek keadaannya stabil, pada evaluasi saluran cerna atas mulut akan disemprot spray anti nyeri, kemudian endoskopi akan dimasukkan melalui mulut dan perlahan-lahan dimasukkan sampai ke tenggorokan, lambung, dan usus dua belas jari.
- Lamanya endoskopi tergantung kasus yang dihadapi anak. Tapi secara umum, endoskopi atas hanya memerlukan waktu sekitar 10-15 menit dan endoskopi bawah sekitar 30-45 menit.
- Bisa langsung pulang jika hanya diagnostik. Selanjutnya dokter akan menyarankan menjalani rawat jalan jika diperlukan. “Jadi dia datang, tindakan, tunggu sebentar sampai bangun, pulang. Setengah hari,” ujar dr. Ariani.
Jadi bagi Parents yang anaknya menghadapi kasus-kasus di atas, mungkin bisa mencoba prosedur endoskopi. Sebab, endoskopi pada anak aman dilakukan.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca juga:
Penyakit Asam Lambung atau GERD, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya
Bisa Menyerang Siapa Saja, Ini yang Harus Parents Ketahui Mengenai Penyakit GERD
Berapa kali operasi caesar yang aman dilakukan ibu?
[ad_2]