[ad_1]
Kesehatan mental tak kalah pentingnya dengan kesehatan fisik. Menurut penelitian, jika kesehatan mental terganggu, kesehatan fisik pun akan ikut merasakan dampaknya. Somatic Symptom Disorder (SSD) atau gangguan somatoform adalah salah satu jenis gangguan kesehatan mental yang perlu diwaspadai.
Pernahkah Parents mengalami beberapa keluhan fisik, misalnya sesak napas, pusing, nyeri dada, dan lain sebagainya. Namun ketika diperiksakan ke dokter tidak ada yang salah?
Kondisi seperti stres, kecemasan berlebih, hingga depresi secara tak disadari dapat menyebabkan munculnya berbagai macam gangguan fisik.
Gangguan somatoform adalah keluhan-keluhan yang tak bisa dijelaskan penyebabnya secara medis. Mereka yang mengalami gangguan ini umumnya merasakan gejala-gejala sakit secara fisik dalam jangka panjang yang disebabkan oleh kondisi mental atau emosional yang kurang baik.
Artikel Terkait: 5 Gejala Gangguan Mental pada Anak-Anak, Bunda Wajib Tahu!
Penyebab Gangguan Somatoform dan Gejalanya
Mengutip dari laman Patient, gangguan somatoform adalah hal yang cukup umum. Beberapa kasus sakit kepala atau pusing bisa disebabkan oleh stres atau banyak pikiran. Kecemasan dan depresi juga merupakan penyebab umum berkembangnya gejala fisik seperti jantung berdebar (palpitasi) dan rasa nyeri.
Hingga kini, belum diketahui secara pasti penyebabnya. Namun, beberapa pihak menilai bahwa kondisi ini terjadi karena ada masalah pada impuls saraf yang mengirim sinyal rasa sakit ke otak.
Faktor genetik, sensitivitas, kecenderungan berpikir negatif, penyalahgunaan obat-obatan, hingga trauma bisa berpengaruh pada risiko gangguan somatoform.
Sering kali, gejala fisik akan hilang ketika faktor emosionalnya mereda. Sayangnya, kita kerap tidak menyadari bahwa keluhan yang dirasakan disebabkan oleh faktor mental. Biasanya orang mengira penyakit tersebut memang penyakit fisik dan harus diperiksakan ke dokter.
Diagnosis gangguan somatoform ini dapat menimbulkan lebih banyak lagi stres atau frustasi bagi pasien. Mereka dapat merasa tidak puas jika tidak adanya penjelasan secara ilmiah atau pasti mengenai keluhan fisik yang dialami.
Beberapa gejala gangguan somatoform umumnya melibatkan satu atau lebih organ dan sistem tubuh yang berbeda. Misalnya masalah neurologis, keluhan saluran cerna, gejala seksual, dan gangguan kecemasan.
Artikel Terkait: Suka Menimbun Barang Tidak Terpakai? Waspadai Gangguan Mental Hoarding Disorder
Jenis Gangguan Somatoform
Melansir dari Alodokter, gangguan somatoform sendiri terbagi menjadi 5 jenis, yakni sebagai berikut.
1. Gangguan Somatisasi
Gangguan somatisasi disebabkan oleh stres dan beban mental yang berat. Biasanya pasien akan merasakan keluhan seperti sakit perut, mual, pusing, lelah, hingga gangguan seksual dan siklus menstruasi.
2. Hipokondriasis (Illness Anxiety Disorder)
Hipokondriasis adalah sebutan untuk kondisi ketika seseorang merasa takut gejala-gejala yang dirasakannya adalah tanda penyakit serius. Misalnya ketika merasa sakit kepala, ia menganggap pusing yang dirasakannya adalah gejala tumor otak.
3. Gangguan Konversi (Functional Neurogical Symptom Disorder)
Jenis gangguan konversi meliputi kejang, mati rasa, buta, lumpuh, dan lain sebagainya yang menjadi tanda dari sebuah penyakit saraf serius. Namun ketika diperiksa oleh dokter, tidak ditemukan penyebab medis dari penyakit yang terjadi di sistem sarafnya.
4. Gangguan Dismorfik Tubuh
Rasa khawatir yang berlebihan akan penampilan dan bentuk tubuh disebut gangguan dismorfik tubuh. Penderitanya bisa merasa cemas memiliki bentuk telinga atau hidung yang aneh, padahal kenyataannya normal.
5. Gangguan Rasa Sakit
Keluhan ringan seperti nyeri, tetapi tidak ditemukan penyebab fisiknya, termasuk ke dalam jenis gangguan rasa sakit.
Artikel Terkait: Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan Sedih dan Gangguan Mental Depresi
Cara Pengobatan Gangguan Somatoform
Untuk mengobati gangguan somatoform, hal yang utama dilakukan adalah memulihkan mental pasien. Mengutip dari WebMD, fokus pengobatannya adalah memperbaiki fungsi sehari-hari, alih-alih mengelola gejala fisik yang terjadi.
Dokter bisa saja meresepkan obat antidepresan, khususnya bagi mereka yang mengalami kondisi psikologis seperti depresi atau ganggaun kecemasan berlebih. Setelah itu, pasien akan diyakinkan bahwa ia sebenarnya tidak sakit.
Konseling atau terapi perilaku kognitif dipercaya dapat membantu meringankan gejala yang terkait dengan gangguan somatoform. Terapi tersebut akan berfokus untuk mengoreksi:
- Pikiran yang terdistorsi
- Keyakinan yang tidak realistis
- Perilaku yang memicu kecemasan
Itulah beberapa hal yang perlu Parents ketahui mengenai gangguan somatoform. Apakah Parents pernah mengalami kondisi yang sama? Ingatlah untuk selalu menjaga kesehatan mental dengan tetap berpikir positif, bersosialisasi, meditasi, dan lain sebagainya.
Baca Juga:
Anak rentan alami gangguan kesehatan mental, orangtua jadi salah satu pemicunya
Ibu yang Mempunyai Gangguan Mental Tetap Bisa Punya Anak, Asal …
5 Jenis Gangguan Kesehatan Mental saat Hamil yang Membahayakan Ibu dan Janin
[ad_2]