Hotline Redaksi: 0817-21-7070 (WA/Telegram)
Event

Kak Jihad & Rogi Dongeng Anak di Festival Islami Masjid Jami Al Akhyar Sukabumi Utara

×

Kak Jihad & Rogi Dongeng Anak di Festival Islami Masjid Jami Al Akhyar Sukabumi Utara

Sebarkan artikel ini
Kak Jihad & Rogi Dongeng Anak di Festival Islami Masjid Jami Al Akhyar Sukabumi Utara

SUARA-PEMBARUAN.COM – Pagi itu, 15 Agustus 2025, halaman Masjid Jami Al Akhyar Sukabumi Utara, Jakarta Barat, mendadak riuh. Anak-anak berlarian dengan kertas gambar dan kotak krayon di tangan, sebagian duduk rapi di atas karpet hijau, sementara panitia berteriak memanggil peserta lomba.

Di sudut lain, ibu-ibu sibuk menata jajanan tradisional di stan bazar UMKM. Udara pagi yang biasanya tenang berubah penuh warna dan tawa.

Festival Gema Kemerdekaan Islami resmi dimulai. Dua hari penuh, 15–16 Agustus 2025, TPQ Al Akhyar menghadirkan beragam perlombaan: mewarnai, adzan, hafalan doa, pidato Islami, tilawah Qur’an, hingga nasyid dan marawis.

Semua berpadu untuk merayakan kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 dengan nuansa Islami.

Di tengah keramaian itu hadir Dik Doank, seniman dan aktivis pendidikan anak.

Ia datang sebagai bintang tamu utama, dengan busana sederhana—baju koko krem, celana bermotif kotak, dan ikat kepala merah.

Mikrofon biru digenggamnya erat, suaranya lantang menyapa anak-anak.

“Anak-anak harus berani tampil. Jangan takut salah, karena dari kesalahan kita belajar,” katanya, disambut sorak dan tawa kecil peserta.

Dongeng yang Menghidupkan Imajinasi

Tak hanya Dik Doank, festival juga menghadirkan Kak Jihad & Kak Rogi, duo pendongeng anak Islami.

Dengan gaya teatrikal, Kak Jihad mengisahkan seorang anak yang berjuang menjaga amanah, sementara boneka Rogi menyela dengan humor polos yang membuat anak-anak tertawa terbahak.

“Siapa di sini yang suka jujur?” tanya Kak Jihad, dan puluhan tangan kecil terangkat ke udara. Suasana pun pecah penuh semangat.

Bagi banyak orang tua, kehadiran pendongeng memberi nilai tambah. Anak-anak tak hanya belajar lewat lomba, tapi juga lewat cerita penuh makna.

“Dongeng adalah cara terbaik untuk menyampaikan pesan moral. Anak-anak akan lebih mudah memahami lewat imajinasi,” ujar Kak Jihad setelah tampil.

Dongeng, motivasi, dan lomba berpadu menciptakan suasana belajar yang menggembirakan.

 

Gotong Royong Warga dan Panitia

Muhammad Ramadhan, ketua panitia festival, tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya.

Sejak beberapa minggu sebelumnya, ia bersama tim panitia berjibaku mempersiapkan acara ini.

Mulai dari koordinasi lomba, menata panggung sederhana, hingga mencari sponsor.

“Kami ingin anak-anak bukan hanya gembira, tetapi juga merasakan makna kemerdekaan yang Islami. Semua ini terwujud berkat gotong royong jamaah, orang tua, dan warga sekitar,” ujarnya.

Menurutnya, kehadiran tokoh seperti Dik Doank serta Kak Jihad & Rogi membuat acara semakin hidup.

“Mereka memberi inspirasi dengan cara yang dekat dengan anak-anak. Itu yang kami harapkan sejak awal,” tambah Ramadhan.

Masjid Sebagai Pusat Peradaban

Ketua DKM Masjid Jami Al Akhyar, Ustadz Ahmad Fajar, menegaskan peran penting masjid dalam kegiatan semacam ini.

“Kami ingin masjid menjadi pusat peradaban, bukan hanya tempat salat. Anak-anak tumbuh dengan cinta agama sekaligus cinta tanah air. Dari sini kami ingin lahirkan generasi kuat, beriman, dan cinta bangsa,” katanya.

Fajar menambahkan, acara ini sekaligus bukti nyata bahwa masjid bisa menjadi pusat pembelajaran, kebudayaan, dan ekonomi umat.

“Kemerdekaan harus dimaknai dengan tanggung jawab. Dan tanggung jawab itu kita mulai dari lingkungan terkecil, yaitu masjid,” tegasnya.

Hari Pertama: Warna dan Kreativitas

Hari pertama festival penuh dengan suara krayon dan tawa. Anak-anak sibuk mewarnai gambar pahlawan nasional dengan warna mencolok.

Beberapa tampak malu-malu ketika tampil lomba adzan, namun segera percaya diri setelah disemangati panitia.

Dik Doank yang berkeliling memberi semangat, tak segan duduk bersila di karpet bersama anak-anak.

“Warna merah ini berani banget, kayak semangat kemerdekaan kita,” celetuknya pada seorang peserta. Anak itu pun tersenyum malu sambil melanjutkan goresannya.

Di sela lomba, dongeng Kak Jihad & Rogi menjadi atraksi paling ditunggu. Anak-anak berhamburan mendekat, duduk bersila, larut dalam cerita tentang keberanian dan kejujuran.

Hari Kedua: Lantunan Tilawah dan Marawis

Hari kedua diisi lomba tilawah, pidato Islami, serta pentas seni nasyid dan marawis.

Sorak penonton menggema setiap kali anak-anak tampil di atas panggung. Meskipun Dik Doank tak lagi hadir, semangat tetap membara.

Seorang ibu yang menemani putrinya berkata, “Anak saya biasanya pemalu, tapi hari ini dia berani maju pidato. Ini kebanggaan bagi kami.”

Kolaborasi yang Mengikat Identitas

Kehadiran artis dan pendongeng dalam acara berbasis masjid sering dianggap sekadar hiburan tambahan.

Namun, Festival Gema Kemerdekaan Islami menunjukkan lebih dari itu.

Kehadiran Dik Doank sebagai bintang tamu membuat anak-anak termotivasi, sementara Kak Jihad & Rogi menyampaikan nilai moral lewat dongeng yang mudah dipahami.

Kolaborasi ini memberi dimensi baru pada perayaan kemerdekaan: ia tidak hanya seremonial, tapi juga edukatif, inspiratif, dan penuh nilai kebersamaan.

Refleksi: Merdeka dengan Nilai

Ketika doa penutup dibacakan pada sore 16 Agustus 2025, suasana masjid bercampur antara tawa anak-anak yang masih menggenggam piala dan senyum lega para pedagang UMKM di bazar.

Panitia berfoto bersama, warga saling berjabat tangan, meninggalkan pesan yang dalam: kemerdekaan bisa dirayakan dengan cara yang Islami, kreatif, dan membangun kebersamaan.

“Di Masjid Jami Al Akhyar, gema kemerdekaan berpadu dengan gema Islami—menghidupkan semangat bangsa sekaligus menyalakan cahaya iman.”


FAQ

1. Apa itu Festival Gema Kemerdekaan Islami?
Acara tahunan TPQ Al Akhyar yang memadukan perayaan HUT RI dengan nilai Islami.

2. Kapan digelar?
15–16 Agustus 2025.

3. Di mana lokasinya?
Masjid Jami Al Akhyar, Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

4. Siapa bintang tamu utama?
Dik Doank, artis sekaligus aktivis pendidikan anak.

5. Siapa pendongeng yang hadir?
Kak Jihad & Kak Rogi, pendongeng anak Islami.

6. Apa saja lomba yang diadakan?
Mewarnai, hafalan doa, adzan, tilawah, pidato Islami, nasyid, dan marawis.

7. Apa komentar ketua panitia?
Muhammad Ramadhan menyebut acara lahir dari gotong royong warga.

8. Apa komentar Ketua DKM?
Ustadz Ahmad Fajar menegaskan masjid sebagai pusat peradaban umat.

9. Apa pesan Dik Doank?
Anak-anak harus berani tampil, belajar dari kesalahan, dan mengisi kemerdekaan dengan hal baik.

10. Apa pesan dongeng Kak Jihad & Rogi?
Nilai iman, keberanian, dan kejujuran bisa ditanamkan lewat cerita yang menyenangkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *