[ad_1]
SuaraPemerintah.id – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu digitalisasi industri kreatif di dalam negeri, khususnya kerajinan dan batik, agar dapat menjalankan usaha dengan baik, di tengah hantaman dampak pandemi Covid-19.
Menteri Perindustrian (Memperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan upaya memacu produktivitas industri kerajinan dan batik melalui digitalisasi diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap upaya pemulihan ekonomi nasional (PEN) dari dampak pandemi Covid-19.
“Dua industri kreatif ini diharapkan bisa menjadi penopang agenda PEN akibat pandemi,” kata Agus, saat melakukan kunjungan kerja di Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta, Rabu (19/5/2021).
Menperin menegaskan, sebagai subsektor industri kreatif, industri kerajinan dan batik terus dipacu daya saingnya agar mampu kompetitif di pasar domestik dan ekspor.
“Oleh karenanya, kami mendorong peran BBKB Yogyakarta semakin memaksimalkan layanannya kepada masyarakat untuk menjaga batik sebagai budaya asli Indonesia, dan meningkatkan kinerja industrinya supaya terus tumbuh,” ujar Memperin.
Agus menjelaskan, guna mendorong pengembangan sektor industri, dibutuhkan peran semua pihak dalam menciptakan ekosistem inovasi yang menunjang.
“Misalnya, layanan digital yang menyeluruh dan terintegrasi merupakan jawaban mengakselerasi peran ekonomi berbasis industri kreatif tersebut,” tutur Agus.
Menurut dia, adaptasi teknologi digital serta penerapan teknologi pendukung dinilai sebuah langkah yang tepat dan dapat mengubah kesulitan menjadi opportunity bagi industri kreatif.
“Adanya teknologi telah memudahkan kita untuk bisa tetap terhubung, berkolaborasi, melakukan brainstorming, serta melakukan hal-hal produktif lainnya meskipun tidak bisa bertatap muka secara langsung,” ujar Menperin.
Di samping itu, Kemenperin akan memfasilitasi produk batik untuk mendapat sertifikasi SNI. “Hal ini menjadi sangat penting karena untuk meningkatkan kualitas produk batik itu sendiri. Selain itu, menjadi instrumen untuk membendung produk impor. Sebab, batik Indonesia lebih unggul dan kaya dari segi desain,” ungkap Agus.
Pada kesempatan itu, Menperin memberikan apresiasi kepada Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) serta BBKB Yogyakarta yang telah melakukan inovasi dan implementasi teknologi digital untuk membantu industri kreatif batik dan kerajinan agar bisa lebih efisien dan produktif .
“Contohnya adalah pendirian Digital Learning Center atau Pusat Layanan Digital Kerajinan dan Batik yang diresmikan bersama hari ini,” tutur Agus.
[ad_2]