[ad_1]
Assalamualaikum wr wb. Di sini saya akan bercerita tentang pengalamanku mengajarkan anak puasa.
Putri saya, Aisha Shafia Zahra(fiya/5 tahun), sudah mulai belajar puasa sejak usia 4 tahun. Sebelum masuk bulan Ramadan, kami sudah memberikan sounding untuknya bahwa sebentar lagi Ramadan dan umat muslim diwajibkan untuk berpuasa, yakni menahan makan dan minum dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
Saya juga mengajarkannya bahwa, barang siapa yang berpuasa, maka ia akan memperoleh pahala. Kelak di surga orang yang berpuasa akan diberikan hadiah sungai yang berisikan susu yang manis dan lezat, serta disayang Allah. Kalau Allah sudah sayang, maka apapun yang akan kita minta akan dikabulkan dan kita akan masuk surga. Mendengarnya, putri kami tampak antusias. Dia ingin berpuasa seperti kami, orangtuanya.
Artikel terkait: Kisah Perjuangan Putra Spesialku, Alami Autisme Tipe Gangguan Perkembangan Pervasif
Sekelumit Pengalamanku Saat Mengajarkan Anak Puasa
Karena anak kami masih berusia 4 tahun, kami memberikan pemahaman tentang puasa untuk anak kecil. Mereka masih taraf belajar, jadi boleh memilih puasa bedug (puasa hanya sampai Dzuhur) atau puasa sampai Magrib.
Akhirnya, puasa pertamanya dimulai. Waktu sahur, Fiya masih mengantuk. Sebenernya kami merasa tidak tega membangunkan tidur pulasnya, tapi demi pembelajaran, kami pun membangunkannya dengan berbisik lembut di telinganya bahwa sudah tiba waktu sahur. Saya juga bilang, kalau tidak sahur, nanti dia besok lemes puasanya. Tak lupa, siapkan juga makanan favoritnya.
Jika dia masih malas bangun, kami akan menyalakan film kartun kesukaanya, dan Alhamdulillah sampai saat ini cara-cara itu selalu berhasil membangunkannya tanpa paksaan.
Ketika tiba adzan Dzuhur, kami mengingatkannya jika Fiya merasa berat dan tidak kuat, ia boleh berbuka. Kami kasih waktu 1 jam dan setelah itu melanjutkan puasanya lagi.
Mengajarkan Secara Bertahap hingga Ia Mampu
Pada tahun pertamanya, ketika usianya 4 tahun, Fiya kadang puasa bedug, kadang puasa Magrib. Semampunya aja. Di tahun keduanya saat dia usia 5 tahun Alhamdulillah sudah mulai full 30 hari puasa.
Ketika sore, Kak Fiya (begitu kami memanggilnga) suka main sambil menunggu Magrib. Saya selalu menyiapkan menu buka puasa kesukaanya. Ketika adzan berkuamandang, tanpa memanggilnya ia sudah berlarian ke meja makan dan segera berdoa sambil memegang segelas air putih kesukaanya sambil matanya berbinar-binar bahagia.
“Alhamdulillah, ummi. Kakak tadi haus parah,” katanya senang karena waktu berbuka telah tiba dan ia berhasil menahan hawa nafsunya untuk tidak makan dan minum sampai maghrib.
Artikel terkait: Perjuangan Memiliki Anak Ketiga, Didiagnosis ISK hingga Sakit Ginjal saat Hamil
Alhamdulillah hinggga sekarang puasanya lancar meski lingkungan sekitar usia sebayanya belum ada yang berlatih puasa. Kadang bermain lari larian temennya sengaja minum didepannya sambil bilang “akukan tidak puasa”.
Saya tahu anak kami juga haus, tapi kami bangga karena di usianya yang masih kecil, ia tidak menunjukkan muka memelas karena ingin minum juga, tapi dengan lantang ia mengatakan; “Tak mengapa minum aja, aku akan tetap berpuasa, nanti di surga aku akan mendapatkan sungai susu lezat buanyak sekali karena aku berpuasa.”
Untuk memberi reward atas perjuangannya berhasil satu bulan penuh menahan hawa nafsunya, kami menyiapkan kado spesial tak harus mahal tapi yang ia suka. Tahun kemarin cukup kinder joy 2 buah, ia sudah senang sekali. Itulah momen yang ia tunggu-tunggu, lebaran dengan hati yang benar-benar bahagia….lebaran tiba…lebaran tiba…
Artikel terkait: 5 Ide Permainan Seru untuk Anak 1 Tahun, Simpel dan Murah!
Sedikit Tips Agar Anak Semangat Puasa
Nah, Bunda, beriut rangkuman beberapa tips dari kami agar anaknya semangat berpuasa yang mungkin bisa Anda terapkan juga:
- Memberikan sounding kepada putra-putrinya sebelum bulan Ramadan tiba
- Menyiapakan menu sahur dan berbuka kesukaanya
- Memberikan reward secukupnya untuk sekadar mengapresiasi usahanya untuk berpuasa
- Memberikan support agar ia tetap semangat berpuasa
- Kita sebagai orangtua jangan hanya menyuruh, tapi harus bisa menajdi suri tauladan yang baik untuk anak
- Selalu berdoa semoga putra putri kita menjadi anak sholih/ sholihah
Itulah sekelumit cerita dari kami tentang puasa Ramadan dengan si kecil. Tips tersebut bisa Bunda terapkan pada anak. Namun, selalu ingat juga kalau kemampuan anak berbeda-beda, ya, Bun, jadi baiknya tidak dipaksakan.
Akhir kata, semoga pengalamanku mengajarkan anak puasa ini bisa menginspirasi Bunda-bunda yang lain. Salam hangat dari kami sekeluarga.
***
Ditulis oleh Bunda Faridatuz Zahro.
*Ini merupakan salah satu tulisan terpilih ‘Lomba Cerita Ramadan MomTAP’. Untuk 3 tulisan terbaik, pemenangnya akan diumumkan dalam Festival Ramadan MomTAP 2021.
Baca juga:
Suara-Pembaruan.com/proses-anak-belajar-puasa
Suara-Pembaruan.com/anak-5-tahun-belajar-puasa
Suara-Pembaruan.com/rahasia-mengajarkan-anak-puasa
[ad_2]