Hotline Redaksi: 0817-21-7070 (WA/Telegram)
Headline

Penyebab Lupa yang Bukan Karena Penuaan

198
×

Penyebab Lupa yang Bukan Karena Penuaan

Sebarkan artikel ini
Penyebab Lupa yang Bukan Karena Penuaan

[ad_1]

Pernahkah Anda tidak ingat di mana meletakkan smartphone di rumah? Atau Anda janji dengan seseorang lantas lupa untuk menepatinya?

Photo:Pexels.com

“Sampai taraf tertentu, kehilangan ingatan adalah normal dalam masyarakat kita. Ketika tanggung jawab meningkat dan tingkat stres meningkat, kita cenderung mengabaikan beberapa hal yang dibutuhkan otak kita,” kata Dr Scott Noorda, seorang ahli kesehatan otak di St George, Utah, Washington Country.

Jika otak Anda kabur hanya gangguan sesekali, itu bisa dimaklumi. Tetapi bila Anda lupa mengapa Anda pergi ke toko dan bagaimana cara pulang, atau Anda lupa mengapa Anda pergi ke rumah seseorang dan bagaimana Anda mengenal mereka, itu adalah faktor hilang ingatan yang lain lagi. Berikut ini hal penyebab Anda lupa, yang gejalanya tidak ada hubungannya dengan penuaan, dilansir dari Live Strong.

Tertekan

Ketika otak Anda melompat dari satu hal ke hal berikutnya, sulit untuk benar-benar fokus. Terlebih lagi, kortisol (hormon stres) yang meningkat secara kronis membuat otak dalam mode bertahan hidup, yang bekerja melawan kemampuan Anda untuk menyimpan ingatan baru.

Orang yang mengalami depresi juga mengalami kinerja memori lebih buruk dan kemampuan untuk mengingat informasi. “Depresi mungkin hal paling umum yang tumpang tindih dengan gangguan kognitif. Ketika Anda tidak dapat memikirkan apa pun selain berjuang melawan depresi, ingatan Anda dapat terpengaruh,” kata Dr Noorda.

Jadi, saran Dr Noorda, untuk tetap mampu mengingat sesuatu, Anda harus memusatkan perhatian. Buatlah aktivitas penghilang stres yang Anda sukai, seperti berolahraga, berada di alam bebas, atau membaca buku. Lakukan ini setiap hari.

Kurang Tidur

Apakah jam tidur Anda 7 jam lebih seperti yang direkomendasikan para ahli? Tidur tidak hanya membantu Anda merasa segar, terjaga, dan energik keesokan harinya, namun juga memainkan peran utama dalam konsolidasi memori, atau tindakan mengambil ingatan jangka pendek dan mengubahnya menjadi ingatan jangka panjang.

Dalam sebuah studi di Journal of American Geriatrics Society, orang dewasa yang tidur 5 jam atau kurang, atau lebih dari 9 jam sehari memiliki skor kognisi yang lebih buruk dibandingkan dengan mereka yang tidur 7 jam. Artinya, ini setara dengan memiliki otak dua tahun lebih tua.

Penyakit Tiroid

Tiroid adalah kelenjar di dasar leher Anda yang membuat hormon dan mengontrol banyak proses dalam tubuh, termasuk metabolisme. Jika fungsi tiroid melambat, suatu kondisi yang disebut hipotiroidisme, itu juga memengaruhi fungsi otak.

Menurut American Thyroid Association, hipotiroidisme dapat terjadi karena penyakit autoimun yang menyerang kelenjar, obat-obatan tertentu (seperti lithium) dan kerusakan kelenjar pituitari. Gejala penyakit tiroid lainnya yaitu seperti intoleransi dingin, kulit kering, kelelahan dan depresi.

Kurang Nutrisi

Semua jenis anemia, seperti kekurangan zat besi atau vitamin B12, dapat bermanifestasi sebagai kabut otak dan pelupa. Sebuah studi kedokteran di Juli 2020 pada orang dewasa, menemukan bahwa mereka yang memiliki kadar B12 cukup berkinerja lebih baik pada memori dan tes kognitif lainnya.

Dalam penelitian sebelumnya di The American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan orang muda yang kekurangan zat besi memiliki skor yang lebih buruk pada tugas kognitif dibandingkan dengan mereka yang memiliki tingkat nutrisi yang cukup. Dalam hal ini, suplementasi zat besi bisa meningkatkan kinerja kognitif mereka hingga 5-7 kali lipat, dan otak mereka lebih cepat dan efisien.



[ad_2]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *