Hotline Redaksi: 0817-21-7070 (WA/Telegram)
Headline

Inilah Perbedaan Nabi dengan Rasul yang Perlu Diyakini Umat Muslim

250
×

Inilah Perbedaan Nabi dengan Rasul yang Perlu Diyakini Umat Muslim

Sebarkan artikel ini
Inilah Perbedaan Nabi dengan Rasul yang Perlu Diyakini Umat Muslim

[ad_1]

Sebagai umat Muslim, wajib hukumnya menyakini adanya Nabi dan Rasul. Sebab, mengimani dan percaya kepada Nabi dan Rasul merupakan salah satu rukun iman yang perlu diyakini. Namun, nyatanya masih ada yang salah memahami perbedaan antara Nabi dan Rasul.

Banyak yang menganggap bahwa Nabi dan Rasul adalah sama. Padahal, tidah semua Nabi itu Rasul. Sementara Rasul itu sudah pasti Nabi. Untuk lebih memahaminya, inilah penjelasan mengenai perbedaan Nabi dan Rasul.

Perbedaan antara Nabi dan Rasul yang Perlu Diyakini

Nabi dan Rasul adalah suri tauladan bagi umat Islam, semua perilakunya menjadi contoh untuk ditiru oleh seluruh umatnya dalam kehidupan sehari-hari. 

Pengertian Nabi dan Rasul

Secara etimologi, kata “Nabi” berasal dari naba yang memiliki arti dari tempat yang tinggi. Sementara itu, pengertian secara umum adalah seorang hamba Allah SWT yang diberikan kepercayaan berupa wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri.

Wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi tidak disampaikan kepada umatnya dan tidak ada kewajiban menyampaikan wahyu tersebut.

Untuk kata “Rasul” sendiri berasal dari kata risala yang berarti penyampaian. Rasul adalah seseorang yang diberikan wahyu dan kepercayaan oleh Allah SWT, kemudian diamalkan dan berkewajiban menyampaikan wahyu tersebut kepada seluruh umatnya.

Mengenai jumlah Nabi dan Rasul sendiri ada berbagai pendapat. Ada pendapat yang menyebutkan bahwa jumlah Nabi adalah 124.000 sedangkan jumlah Rasul ada 312. Namun, dalam Al-Quran hanya terdapat beberapa nama Nabi dan Rasul. Seperti dalam surat Al-Ghafir ayat 78 berikut ini:

“Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat melainkan dengan seizin Allah.”

Terdapat 25 Nabi dan Rasul dalam Al-Quran dan hadis yang wajib diimani oleh setiap Muslim, yaitu:

  • Adam AS
  • Idris AS
  • Nuh AS
  • Hud AS
  • Saleh AS
  • Ibrahim AS
  • Luth AS
  • Ismail AS
  • Ishak (Ishaq) AS
  • Yaqub AS
  • Yusuf AS
  • Syu’aib AS
  • Ayyub AS
  • Dzulkifli AS
  • Musa AS
  • Harun AS
  • Daud AS
  • Sulaiman AS
  • Ilyas AS
  • Ilyasa AS
  • Yunus AS
  • Zakaria AS
  • Yahya AS
  • Isa AS
  • Muhammad SAW

Perbedaan antara Nabi dan Rasul

Perbedaan Nabi dan Rasul

Lebih jelas lagi, inilah beberapa perbedaan nabi dan rasul yang perlu diketahui: 

  1. Nabi menerima wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri, sedangkan Rasul menerima wahyu dari Allah SWT untuk disampaikan kepada umatnya.
  2. Seorang Nabi diutus kepada kaum yang sudah beriman, sedangkan Rasul diutus kepada kaum yang belum beriman (kafir).
  3. Perbedaan Nabi dan Rasul ada pada jumlahnya. Jumlah Nabi sangat banyak yaitu kurang lebih 124.000 sedangkan jumlah Rasul adalah 312. Namun yang perlu diimani Nabi ada 25.
  4. Semua Nabi tidak berarti Rasul, tetapi Rasul sudah pasti Nabi.
  5. Perbedaan antara Nabi dan Rasul berdasarkan cara turunnya wahyu. Nabi hanya mendapatkan wahyu melalui mimpi, sedangkan Rasul dapat menerima wahyu melalui mimpi maupun melalui malaikat, serta dapat melihat dan berkomunikasi secara langsung dengan malaikat.
  6. Ada Nabi yang dibunuh oleh kaumnya, tetapi seluruh Rasul yang diutus Allah SWT diselamatkan dari percobaan pembunuhan yang dilancarkan oleh kaumnya.

Artikel terkait: Belajar Sifat Jujur dan Sederhana dari Kisah Nabi Zulkifli AS

Nabi Ulul ‘Azmi

Perbedaan antara Nabi dan Rasul juga dapat dilihat dari keteguhan hati yang sangat mengagumkan. Dari 25 Nabi, terdapat 5 nabi yang memiliki sifat dengan keteguhan hati yang sangat mengagumkan, tabah luar biasa, kesabaran tidak terbatas, meskipun berbagai macam ujian Allah SWT berikan.

Kelima nabi tersebut diberi gelar Ulul ‘Azmi atas keteguhan, kesabaran, dan senantiasa bertawakal dalam menyampaikan ajaran kepada umatnya. Selain gelar Ulul ‘Azmi, para nabi yang menjadi Rasul pun memiliki keutamaan sebagai utusan Allah.

Yakni dengan tugas dan tanggung jawab untuk memberikan petunjuk kepada manusia dan untuk memperbaiki kaumnya. Para Rasul tersebut harus memiliki sifat-sifat wajib, sebagai berikut: 

  1. Siddiq, selalu berkata jujur atau benar dan tidak boleh berbohong
  2. Amanah, dapat dipercaya dan tidak berkhianat
  3. Tabligh, menyampaikan perintah dan larangan Allah SWT
  4. Fathonah, seorang Rasul harus memiliki kecerdasan

5 Nabi yang Diberi Gelar Ulul ‘Azmi

Inilah Perbedaan Nabi dengan Rasul yang Perlu Diyakini Umat Muslim

1. Nabi Nuh AS

Nuh merupakan putra pertama Lamik bin Matta Syalih bin Idris. Dalam Al-Quran disebutkan usia Nabi Nuh selama kehidupannya yakni 950 tahun.

Tertuang dalam QS. Al-Ankabut: 14, sepeninggalan Nabi Idris, perilaku masyarakat di tempat tinggalnya semakin menyimpang, begitu pun dengan kaumnya. Mereka menyembah berhala dan kaum Nabi Nuh terkenal dengan kezalimannya.

Kisah Nabi Nuh yang terkenal adalah pembuatan kapal yang besar lalu digunakan untuk menyelamatkan kaumnya yang beriman serta hewan-hewan dari banjir bah yang dahsyat. Bencana tersebut kemudian membinasakan orang-orang termasuk putranya yang durhaka dan tidak menyembah Allah SWT.

2. Nabi Ibrahim AS

Ibrahim merupakan nabi ke-6 dalam sejarah Rasul Allah yang wajib diketahui umat Islam. Ayahnya adalah pembuat patung berhala. Ditambah lagi, ada seorang raja kafir bernama Namrud yang sombong mengaku bahwa dirinya Tuhan semesta alam.

Atas kepercayaannya bahwa berhala bukanlah Tuhan, Nabi Ibrahim menghancurkan semua berhala yang ada di wilayah Namrud. Kemudian, raja tersebut geram dan kesal. Lalu memerintahkan para tentra untuk memberikan hukuman kepada Ibrahim dengan membakarnya hidup-hidup.

Mereka mengira Nabi Ibrahim telah hancur menjadi abu bersama api itu. Namun, begitu terkejutnya mereka setelah api yang menyala dahsyat itu padam. Nabi Ibrahim tiba-tiba berjalan keluar dari puing-puing pembakaran dengan selamat tanpa luka sedikit pun.

Artikel terkait: Belajar menjadi pribadi yang adil dan bersyukur dari kisah Nabi Sulaiman AS

3. Nabi Musa AS

Musa dilahirkan di Negeri Mesir pada masa pemerintahan Raja Firaun. Ibunya bernama Yukabad dan ayahnya bernama Imran bin Yashar.

Firaun merupakan seorang raja yang kejam. Saat itu, dikeluarkan undang-undang bahwa bayi laki-laki yang lahir harus dibunuh. Saat Musa lahir, sang ibu khawatir anak laki-lakinya akan dibunuh.

Akan tetapi, Allah SWT memberikan ilham agar bayi tersebut ditaruh di dalam peti kemudian hanyutkan ke sungai Nil. Akhirnya, peti yang berisi bayi itu ditemukan oleh Asyiyah istri Firaun.

Asyiyah memohon kepada suaminya agar bayi itu tidak dibunuh, tetapi dijadikan anak angkat saja. Setelah Musa dewasa, ia tidak senang melihat kekuasaan Firaun yang sewenang-wenang.

Untuk memberantas kekejaman Firaun, Allah SWT mengangkat Musa menjadi Nabi dan Rasul. Nabi Musa menerima wahyu dan kitab suci Taurat.

Sebagai seorang utusan Allah SWT, beliau diberikan mukjizat bisa membelah lautan dengan tongkatnya. Saat ia dan para pengikutnya dikejar oleh pasukan kaum Firaun, Nabi Musa seketika membuat laut merah menjadi kering sehingga bisa dilewati.

Setelah Musa dan para pengikutnya sampai di tepian, ia pun memukulkan kembali tongkatnya ke laut dan laut berubah kembali seperti semula. Di situ para suruhan Firaun tenggelam.

4. Nabi Isa AS

Isa merupakan putra dari Siti Maryam yang keponakan dari Nabi Zakaria. Saat mengandung Nabi Isa, Maryam difitnah oleh penduduk sekitar karena mengandung tanpa disentuh oleh lelaki manapun.

Tanda-tanda kenabian pada Isa pun sudah tampak sejak dilahirkan. Allah SWT memberikan wahyu kepada Nabi Isa melalui malaikat Jibril, serta diangkat menjadi Nabi dan menerima wahyu berupa kitab Injil. Isi dari kitab tersebut adalah membenarkan dan melengkapi kitab sebelumnya, yakni kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa.

Nabi Isa AS terkenal dengan kisahnya yang bisa menghidupkan burung yang dibentuknya dari tanah liat. Tidak hanya itu, Nabi Isa pun diberikan mukjizat bisa menyembuhkan orang yang sakit parah sekalipun. Atas izin Allah pula, Nabi Isa AS dapat mengembalikan indra penglihatan orang buta yang sudah menderita sejak lahir.

5. Nabi Muhammad SAW

Perbedaan Nabi dan Rasul

Nabi Muhammad SAW merupakan nabi terakhir dan tidak ada nabi lagi setelahnya. Muhammad dilahirkan pada tanggal 20 April 571 Masehi/12 Rabiul Awal tahun Gajah atau Amul Fiil. Sedari kecil, Muhammad terkenal dengan kejujuran dan tidak pernah berkata kotor serta tidak pernah melakukan maksiat.

Lantaran kejujurannya dalam berkata dan bersikap itulah kemudian beliau diberi gelar Al-Amin oleh kaumnya yang memiliki arti “orang yang terpercaya”.

Allah Swt memberikan mukjizat kepada Nabi Muhammad SAW yakni kemampuan untuk membuktikan kenabiannya. Selain itu, mukjizat yang paling terbesar yang Allah berikan kepada beliau adalah kitab suci Al-Quran. Bahkan Nabi Muhammad diyakini pernah membelah bulan pada masa penyebaran Islam di Mekkah.

Nabi Muhammad juga mengerti bahasa binatang seperti Nabi Sulaiman, memerintah bumi dan pohon seperti Nabi Musa, serta banyak mukjizat lainnya.

Artikel terkait: 5 Kegiatan Seru yang Mendukung Anak Tumbuh Aktif dan Sehat Selama

Itulah, penjelasan mengenai perbedaan antara nabi dan rasul. Semoga bisa membantu Parents dalam memberikan penjelasan nabi dan rasul kepad si kecil.

Baca juga:

4 Mukjizat Nabi Ibrahim yang Bisa Parents Ceritakan kepada Si Kecil

59 Daftar Nama Bayi Pilihan Berdasarkan Nabi dan Orang yang Dekat dengan Nabi

Tumbuhkan Sifat Teladan pada Diri Si Kecil dengan Memahami Mukjizat Nabi Musa

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

[ad_2]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

KemenPPPA: Berikan SKM Sama Dengan Langgar Hak Kesehatan Anak
Headline

[ad_1] SuaraPemerintah.id – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mengatakan jika pemberian susu kental manis (SKM)  bisa melanggar hak kesehatan anak. Perlu diketahui bahwa kental manis bukanlah produk susu, melainkan…