Berita

IWCS Cybersecurity Mentorship Program Bertujuan Membangun Talent Keamanan Siber di Indonesia

246
×

IWCS Cybersecurity Mentorship Program Bertujuan Membangun Talent Keamanan Siber di Indonesia

Sebarkan artikel ini
IWCS Cybersecurity Mentorship Program Bertujuan Membangun Talent Keamanan Siber di Indonesia
Kegiatan mentorship di FMIPA UGM Jogya
Kegiatan di madrasah Technonatura Sleman Jogya

Suara-Pembaruan.com — IWCS Cybersecurity Mentorship Program Bertujuan Membangun Talent Keamanan Siber di Indonesia.

IWCS (Indonesia Woman Cyber Security) merupakan perkumpulan nirlaba yang bermaksud akan menjalankan program women in cybersecurity bekerjasama dengan beberapa institusi pemerintah, akademisi dan swasta dengan tujuan mendorong anak perempuan dan perempuan untuk bisa berperan dalam membangun keamanan siber di Indonesia.

Pada tahun 2021 beberapa tokoh perempuan dari berbagai institusi dan industri keamanan siber di Indonesia berkumpul dan sepakat untuk membuat suatu gerakan yang dinamakan Indonesia Women in Cyber Security (IWCS).

Program-program yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan dari IWCS yaitu;

Memberi wawasan mengenai keamanan siber ke berbagai macam sasaran (Demografi, social, dan ekonomi), mendorong perempuan untuk memilih keamanan siber sebagai karier.

Serta dapat mengubah persepsi pekerjaan di keamanan siber dan juga membantu lebih banyak perempuan untuk menjadi pemimpin di industri keamanan siber.

Juga memberdayakan Perempuan untuk bisa ikut berperan dalam peran keamanan siber, dengan memberikan akses informasi terhadap pendidikan dan kesempatan profesional yang ada.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka satu program kegiatan yang dilakukan IWCS adalah Cybersecurity Mentorship program.

Cybersecurity Mentorship program kali ini dilakukan dengan tema IWCS Cybersecurity Mentorship Program yang diselenggarakan pada 3 November 2023 di Aula Auditorium Fakultas MIPA – UGM Yogyakarta sebagai kick off program bekerjasama dengan Palo Alto Networks dan Universitas Gajah Mada.

IWCS Cybersecurity Mentorship Program merupakan kegiatan tahun kedua dimana IWCS sebelumnya juga pernah menyelenggarakan kegiatan mentorship dengan tema berbeda yaitu Indonesia Woman Leadership Mentorship Program ditahun 2022.

“Kegiatan IWCS Cybersecurity Mentorship Program dilakukan seminggu sekali dengan kegiatan zoom online oleh para pakar yang berkompeten sebanyak lima sesi.”

“Setelah selesai kegiatan ini pun ada kegiatan kelulusan bagi mereka yang full mengikuti kegiatan ini selama program dilakukan,” ujar Intan Rahayu Founder IWCS yang juga Direktur Keamanan Siber dan Sandi Negara (BSSN) di sela sela acara (3/11/2023).

Menurut Intan Rahayu, kuliah umum yang dilakukan di FMIPA UGM adalah bagian literasi best practise perlindungan data pribadi, dan diharapkan banyak yang mengerti dan memahami bagaimana menjaga data pribadi maupun koleksi data pribadi yang dimiliki dan menekankan bahwa aspek keamanan data adalah hal yang paling utama dijaga.

Kebocoran data bisa terjadi karena kurang aware-nya kita terhadap data tersebut atau kerawanan pada sistem proses manajemennya sehingga terjadi penyusupan oleh pihak lain yang tidak bertanggungjawab.

Dalam UU PDP juga mengingatkan pada semua pihak, bahwa perlindungan data juga wajib dilakukan bukan hanya pada hal yang bersifat elektronik. Pada hal yang bersifat manualpun wajib dijaga.

Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. KuwatTriyana, M.Si, menyambut baik adanya kegiatan mentorship program terkait keamanan siber di kampusnya.

Menurutnya kegiatan ini baru pertama kali dilakukan IWCS, namun mentorship untuk keamanan siber di Fakultas MIPA UGM sendiri sudah sering kali dilakukan dengan Center for Cryptography and Cybersecurity yang ada di lingkungan kampus dengan tujuan mempersiapkan para talenta-talenta keamanan siber untuk kebutuhan SDM DPO (Data Protection Officer).

“Para Talenta yang kami persiapkan tentu menjawab DPO dengan adanya UU PDP,” ujar Kuwat Triyana menjelaskan seusai acara kepada wartawan (3/11/2023).

Adanya IWCS hadir kekampus FMIPA UGM menurut Kuwat adalah sebuah misi yang inline dengan apa yang sedang dilakukan FMIPA dalam mempersiapkan diri membekali studi mahasiswa khususnya untuk masalah keamanan siber.

Menurut Kuwat, perkembangan ruang digital dimana kondisiarus data dilihat sudah cukup memperihatinkan, itu sebab mahasiswa khusus FMIPA harus lebih banyak dipersiapkan bisa menangani berbagai kasus agar lebih secure.

Pada tahap level awal FMIPA UGM butuh berbagai literasi tentang ilmu keamanan siber dari mereka yang memiliki kompetensi dan pengalaman.

Hadirnya IWCS memberikan mentorship program adalah gayung bersambut bagi FMIPA UGM yang juga telah melakukan usaha khusus untuk memberi mahasiswa pengetahuan khusus untuk ilmu keamanan siber.

Hadirnya IWCS yang merupakan komunitas para wanita yang menjadi punggawa keamanan siber di Indonesia, mendapat apresiasi khusus oleh FMIPA UGM.

“Kehadiran IWCS ke kampus kami, tentu sangat kami apresiasi. Karena saat ini wanita pun banyak menjadi tokoh dalam menentukan pembangunan bangsa.”

“IWCS mendorong kaum wanita menjadi subjek didalam dunia keamanan siber, walau di forum kali ini mahasiswa laki laki pun banyak juga yang hadir, karena keamanan siber penting diketahui semua orang,” ujar Kuwat.

Mahasiswa FMIPA UGM mayoritas wanita. Apa yang didapat dari literasi yang membekali acara mentorship program di FMIPA UGM akan terus dikembangkan dan sosialisasikan. Bahkan, bisa menjadi orientasi mahasiswa ke masyarakat saat mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) di lapangan.

“Ketika masyarakat awam sedang memegang gadget dan melakukan aktifitas online, rata rata mereka tidak sadar sedang meng-ekspose dirinya pada pihak lain. Itu sebab ke depan program KKN Mahasiswa bisa memberikan edukasi dan sosialisasi pada masyarakat awam agar awareness keamanan data pribadi harus benar benar dijaga,” ungkap Kuwat.

Cybersecurity mentorship adalah program buat para mahasiswa dengan tujuan memberikan literasi tentang keamanan siber. Program ini mengajak masyarakat luas prioritasnya para mahasiswa dan pelajar mengenai apa saja keahlian orang-orang yang ada dan dibutuhkan pada keamanan siber.

Karena masalah keamanan siber itu cakupannya cukup luas, ditambah adanya UU PDP yang mensyaratkan butuhnya seorang Data Protection Officer (DPO), dan kebutuhan akan DPO sangat banyak jumlahnya mencapai ratusan ribu yang dibutuhkan.

“Cara yang efektif menjaring DPO tentu IWCS bekerjasamadengan universitas-universitas dan pihak pihak yang dapat mencetak para talent sesuai prasyarat untuk mengisi kebutuhan DPO di industri dan pemerintahan,” ujar Eva Noor, Ketua IWCS juga CEO PT Xynexis International (3/11/2023).

Agar kesadaranakan keamanansiber menjadi luas, kali ini kegiatan IWCS membuka lebar kesempatan juga pada semua genre (laki dan perempuan) tidak mengkhususkan hanya kaum perempuan saja memberikan literasi ilmu pengetahuan lewat kick off IWCS Cybersecurity Mentorship Program di Aula serbaguna Fakultas MIPA UGM Yogyakarta.

IWCS membuka program mentorship cybersecurity untuk semua kalangan, dengan tujuan seberapa minat masyarakat terhadap keamanan siber dan menjaga data pribadi.

“Hal terpenting adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat luas bijak dalam ber-internet di ruang digital, serta tahu cara aman melakukan aktifitas online,” ujar Eva Ketua komunitas Indonesia Woman Cybersecurity (IWCS).

Pengguna ruang digital online menurut data Kominfo hampir di atas 60 persen penggunannya adalah perempuan yang melakukan transaksi jual beli, konten kreatif di plaftform media sosial, maupun aktifitas pekerjaan lainnya.

Untuk itu IWCS berharap pemberdayaan kaum perempuan pada sektor siber sekuriti perlu peningkatan signifikan dalam menjaga keamanan data.

Kerjasama IWCS ke FMIPA UGM dan sekolah Madrasah Technonatura di Sleman adalah kerjasama IWCS yang dilakukan dengan perusahaan berbasis technology bernama Palo Alto Networks.

Dalam implementasi kegiatan dimasyarakat umum, IWCS mendapat suport dan dukungan oleh perusahaan teknologi Palo Alto Networks yang merupakan perusahaan cybersecurity multi nasional asal Amerika Serikat penyedia solusi keamanan siber.

Ketika orang akan membangun sebuah sistem informasi, maka pertama yang harus dilakukan adalah bagaimana mengaman kan data. Data adalah sebuah hal yang sangat sensitif dan perlu dijaga dan di maintenance, agar tidak mudah disusupi oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Sisi lemah keamanan siber umumnya ada pada anak-anak dan wanita. Adanya IWCS tentu sesuatu yang sangat baik dalam mendorong awarenes dalamk egiatan edukasi dan sosialisasi keamanan siber pada semua orang .

Terkait keamanan data pribadi biasanya yang paling sering melakukan kesalahan adalah anak anak dan ibu-ibu. Itu sebab perlu adanya sosialisasi dan edukasi literasi agar masyarakat luas memahami pentingnya menjaga keamanan data pribadi.

Melihat maraknya kasus phising apk di sosial media seperti whatsapp dimana anak anak dan ibu ibu sering meng-klik tanpa pertimbangan.

“Adanya kegiatan sosialisasi dengan IWCS seperti ini sangat bagus untuk edukasi dan harus terus dilakukan. Baik pada level pelajar pendidikan dasar dan menengah hingga mahasiswa agar mereka melek siber sekuriti dan dampak teknologi yang mereka gunakan,” ujar Defi Nofitra, Director Strategic Business Regional ASEAN Palo Alto Networks menjelaskan disela sela acara (3/11/2023).

Untuk mendapatkan awareness dalam menjaga keamanan siber adalah komunikasi dan sosialisasi yang harus terusd ilakukan agar memperkecil dampak di arus data ruang digital saat ini.

“Bila masyarakat melek IT, maka para pelaku dan penggiat keamanan siber jadi lebih mudah mensosialisasikan dengan tekhnologi yang ada.

Palo Alto Networks memiliki program Cyber Safe Kids yang memiliki program mendidik dan meningkatkan kesadaran pentingnya keamanan untuk anak-anak.

“Khusus Indonesia memang baru dilakukan, untuk itu adanya kegiatan IWCS yang juga menyasar pada pendidikan dasar di madrasah TechnoNatura ini Palo Alto Networks dengan senang akan sangat mendukung,” ungkap Defi.

IWCS dari awal berdiri memiliki misi mengedukasi dan sosialisasi pada para perempuan dan anak anak. Kehadiran IWCS pada pendidikan dasar dan menengah di Madrasah Technonatura Sleman Yogyakarta adalah bentuk menumbuhkan kesadaran dan pencerahan pada anak anak usia dini, agar mereka dapat berinteraksi dengan dunia digital online secara aman.

Memberi wawasan dan sosialisasi pada anak-anak usia dini dalam bermain gadget didunia online atau internet adalah hal yang wajib mereka ketahui.

Selain memberi arahan apa yang harus mereka telusuri yang baik di internet termasuk jangan sembarang meng-klik hal hal yang berbahaya seperti phising apk di chat WA yang tidak diketahui.

Juga memberi penjelasan agar jangan mengekspose jatidiri ataupun foto foto agar terhindar dari sesuatu yang tidak di inginkan dan aman bagi mereka.

sumber: #BengAryanto

https://www.hariankami.com/teknologi-kami/23610808985/iwcs-cybersecurity-mentorship-program-bertujuan-membangun-talent-keamanan-siber-di-indonesia

Esai Foto:

IWCS Cybersecurity Mentorship Program Bertujuan Membangun Talent Keamanan Siber di Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *