Headline

Peran Strategis Tarekat dalam Nasionalisme Indonesia, Fokus Disertasi Muhammad Nur Hayid

879
×

Peran Strategis Tarekat dalam Nasionalisme Indonesia, Fokus Disertasi Muhammad Nur Hayid

Sebarkan artikel ini
Peran Strategis Tarekat dalam Nasionalisme Indonesia, Fokus Disertasi Muhammad Nur Hayid
Foto : Komisioner BNSP Muhammad Nur Hayid seusai dinyatakan layak mendapat gelar Doktor (DR), Rabu 14 Agustus 2024, di Jakarta (Doc.Ist)

SUARA-PEMBARUAN.COM – Komisioner Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Muhammad Nur Hayid, kini resmi menyandang gelar Doktor (Dr). Gelar prestisius ini diraihnya setelah berhasil mempertahankan disertasinya dalam sidang terbuka Program Doktor Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Islam Nusantara, Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA), Jakarta, pada Rabu, 14 Agustus 2024.

Sidang yang dipimpin oleh Dr. Siti Nabilah, S.Sos.I, M.Pd, menilai disertasi Nur Hayid layak lulus dengan predikat “A”. Dalam disertasinya yang berjudul “Studi Peran Strategis Jam`iyyah Ahli Al Thariqah Al Mu`tabarah Al Nahdliyah (JATMAN) dalam Penguatan Nasionalisme Indonesia (1957-2022 M)”, Nur Hayid mengangkat tema penting tentang peran tarekat dalam memperkuat nasionalisme.

Nur Hayid, yang juga pengasuh Pesantren Skill Jakarta, menekankan pentingnya meneliti keterkaitan antara tarekat dan nasionalisme. Tarekat, sebagai jalan spiritual untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui bimbingan mursyid, memiliki kontribusi signifikan dalam membangun sikap nasionalisme, yakni sikap sosial politik yang bertujuan mencapai kesejahteraan bersama.

“Bagaimana konsepsi nasionalisme hingga strategi JATMAN dalam menggerakkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air di Indonesia?” ujarnya saat mempresentasikan disertasinya.

Dalam penelitian ini, Nur Hayid mengeksplorasi bagaimana JATMAN sebagai organisasi tasawuf memainkan peran kunci dalam memperkuat rasa cinta tanah air. Ia meyakini bahwa penelitiannya melengkapi celah dalam kajian sebelumnya, dengan menyoroti peran JATMAN yang lebih luas, bukan hanya sentral pada figur waliyullah, tetapi juga sebagai penggerak nasionalisme.

Saat diminta oleh salah satu penguji untuk menunjukkan peran tarekat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Nur Hayid menjelaskan bahwa peran ini sudah dimulai sejak penyebaran Islam di Nusantara melalui jalur tasawuf dan tarekat, yang juga mencakup tradisi komunikasi politik sufistik.

Saat ini, JATMAN terus mengawal nasionalisme melalui berbagai program, termasuk Lajnah Cinta Tanah Air, yang aktif menanamkan nilai-nilai kecintaan terhadap tanah air kepada generasi muda. Nur Hayid berharap ke depan, ruang untuk para pengamal tarekat atau sufi yang dikenal memiliki keikhlasan tinggi, semakin terbuka untuk berperan dalam negara dan masyarakat.

Komisioner BNSP Prof. Dr. Amilin mengucapkan selamat atas pencapaian Nur Hayid. “Selamat kepada sahabat saya, ini pencapaian pendidikan formal tertinggi, tapi proses belajarnya terus berlanjut,” ujarnya.

Turut hadir dalam ujian promosi doktor tersebut antara lain KH Yusuf Mansur, Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan Caswiyono Rusdi, Rektor IDAQU Dr. Muhammad Anwar Sani, serta Komisioner BNSP NS Aji Martono dan Pimpinan Daarul Qur’an KH Ahmad Jamil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *