[ad_1]
Puasa Syawal adalah puasa sunnah yang dijalankan pada bulan Syawal, disyariatkan selama 6 hari lamanya. Kali ini theAsianparent akan mengulas secara lengkap niat puasa syawal, tata cara, sekaligus menjawab pertanyaan apakah pelaksanaan puasa tersebut boleh berbarengan dengan membayar utang puasa.
Niat Puasa Syawal
Diriwayatkan Muslim dari Abu Aiyub, Rasulullah SAW telah berkata: “Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan kemudian dilanjutkan enam hari pada bulan syawal, maka seperti puasa sepanjang masa.”
Niat puasa syawal cukup di dalam hati bahwa ia bersengaja menunaikan puasa Syawal. Berniat dalam hati maupun dengan lisan, intinya berniat berpuasa maka sudah sah.
Lafadz niat puasa syawal pada malam hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin “an ada’i sunnatis Syawali lillahi ta’ala
Artinya: Saya berniat berpuasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT.
Jika Parents mendadak ingin menjalankan puasa di pagi atau tengah hari, bisa dengan berniat saat itu juga selama belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak subuh.
Lafadz niat puasa syawal untuk pagi/siang/hari tersebut:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hadzal yaumi’an ada’i sunnatis Syawali lillahi ta’ala
Artinya : Saya berniat berpuasa sunnah syawal hari ini karena Allah SWT.
Artikel terkait: Hukum, Niat, dan Keutamaan Puasa Syawal
Tata Cara Menjalankannya
Puasa Syawal sudah bisa dilaksanakan mulai 2 Syawal. Haram hukumnya berpuasa pada 1 Syawal, sebagaimana dalam Hadits, dari Abu Sa’id al-Khudri berkata: “Rasulullah SAW, melarang berpuasa pada dua hari raya; Idul Fitri dan Idul Adha (satu syawal dan sepuluh Dzulhijjah).”
Puasa Syawal disunnahkan dilaksanakan selama 6 hari di Bulan syawal. Idealnya, puasa Syawal ditunaikan persis setelah hari raya Idul Fitri, yakni 2-7 Syawal 6 hari berturut-turut. Puasa Syawal bisa dilakukan secara berurutan, boleh juga berselang hari.
Sebagian ulama berpendapat, jika luput menunaikan puasa sunnah Syawal di bulan Syawal karena halangan tertentu, seseorang boleh mengqadha puasa enam hari puasa Syawal pada enam hari di bulan lain (Al-Khatib As-Syarbini, Mughnil Muhtaj, I: 654).
Bolehkah Mengerjakan Puasa Syawal Sekaligus Bersama Utang Puasa Ramadan ?
Menurut fatwa Al Lajnah Ad Da-imah Lil Buhuts wal Ifta’ (Komisi Fatwa Saudi Arabia), tidak boleh melakukan sunnah dengan dua niat sekaligus, yaitu dengan niat qadha puasa dan niat puasa sunnah. Bagi Parents yang punya utang puasa Ramadan karena uzur (misalnya sakit, perjalanan jauh, haid bagi wanita atau lainnya), hukum puasa Syawal berubah menjadi makhruh dilansir dari NU online. Dalam fiqih, membayar hutang puasa disebut qadha. Sebaiknya, tunaikan Qadha dulu, baru kemudian puasa Syawal. Sebab Qadha wajib hukumnya, sedangkan puasa Syawal hukumnya Sunnah.
Lain halnya jika seseorang berniat puasa Sunnah Senin-Kamis atau puasa Ayyamul Bidh (puasa pertengahan yaitu 13, 14, 15 setiap bulan Hijriah) ia tetap mendapatkan keutamaan puasa Syawal sebab tujuan dari perintah rawatib itu adalah pelaksanaan puasanya itu sendiri terlepas apa pun niat puasanya (Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami, Tuhfatul Muhtaj fi Syarhil Minhaj).
Artikel terkait: 11 Manfaat Puasa Syawal, Dapat Meningkatkan Keimanan dan Menjaga Kesehatan
Hikmah dan Keutamaan Puasa Syawal
Membiasakan berpuasa setelah puasa Ramadan adalah tanda ibadah puasa Ramadan kita diterima Allah SWT, karena Allah mempermudah untuk beramal saleh berikutnya. Sebagian ulama berpendapat, bahwa pahala amal kebaikan adalah kemudahan untuk membuat kebaikan berikutnya. Berpuasa enam hari Syawal setelah pelaksanaan puasa Ramadan memiliki beberapa hikmah dan keutamaan, antara lain:
- Memperoleh pahala puasa setahun penuh, sebagaimana diriwayatkan Imam As Suyuti dari Tsaubah (maula Rasul SAW) dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: “Berpuasa Ramadhan pahalanya seperti puasa 10 bulan, dan berpuasa enam hari setelahnya (Syawal) pahalanya seperti puasa dua bulan, maka jumlahnya menjadi satu tahun.”
- Sebagai tanda terima kasih kepada Allah, karena semua ibadah mengandung arti terima kasih kepada Allah atas nikmat karunia-Nya yang melimpah. Firman Allah SWT: “Jika kamu akan menghitung nikmat Allah kepada kamu, niscaya tidak sanggup menghitungnya.” (Q.S Ibrahim; 34)
- Menambah perasaan belas kasih. Setiap muslim yang berpuasa akan merasa sakit dan pedihnya perut kosong. Maka dengan demikian akan timbul perasaan belas kasihan dan suka menolong terutama kaum dhuafa dan fakir miskin.
- Menjaga kesehatan, kebiasaan berpuasa akan berdampak bagi kesehatan. Di antaranya membantu regenerasi sel, memperkuat sistem kekebalan tubuh, mengontrol gula darah, mengurangi peradangan, hingga mengontrol berat badan.
****
Parents, itulah tadi penjelasan tentang niat, tata cara, hingga hikmah puasa Syawal. Semoga informasi ini bermanfaat, ya.
Baca juga:
Berbedakah Kondisi Bayi Bila Ibu Puasa Saat Hamil?
Kisah Puasa Pertama Salman, Sebuah Dongeng untuk Ajarkan Makna Puasa kepada Anak
Parents, Ini yang Perlu Diketahui tentang Niat dan Keutamaan Puasa Syaban
[ad_2]